yang bilang ada rumah sakit jebol, hoaksKarangasem (ANTARA) - Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa menyebut tak ada rumah sakit yang jebol akibat gempa bumi seperti yang disebarluaskan melalui video hoaks kerusakan RS BaliMed Karangasem di media sosial.
"Jadi itu yang bilang ada rumah sakit jebol, hoaks, tadi Direktur RS BaliMed Karangasem sudah klarifikasi. Artinya tidak ada yang jebol sama sekali, jadi kondisi bangunannya baik-baik saja," kata Arimbawa di Kabupaten Karangasem, Bali, Selasa.
Kalaksa BPBD Karangasem itu menuturkan bahwa sempat terjadi kepanikan pasien RS BaliMed saat gempa bumi berlangsung dengan kekuatan awal Magnitudo 4,8 yang bersumber dari Timur Laut Kecamatan Kubu, sehingga mereka berlarian menuju lobi, namun setelah kabar kerusakan seketika viral, pihak rumah sakit meminta atensi BPBD untuk segera datang.
Arimbawa mengatakan tak ada kerusakan apapun yang terjadi ketika timnya tiba di lokasi, bahkan seluruh pasien telah merasa aman dan kembali ke ruangannya masing-masing.
Berbeda dengan RSUD Karangasem yang membangun tenda pengungsian sebagai antisipasi, kondisi pasien di RS BaliMed Karangasem justru lebih stabil.
Baca juga: BNPB: 8 rumah, 1 balai rusak akibat gempa magnitudo 5,2 Karangasem
Baca juga: BMKG imbau warga cek bangunan tempat tinggal pascagempa M5,2 di Bali
Arimbawa juga menyampaikan bahwa rumah sakit tersebut memiliki jarak yang terbilang jauh dari pusat gempa bumi, yaitu 30-40 kilometer, dan bangunan berlantai tiga itu terdiri dari beberapa kelas, dengan lantai paling atas diisi kelas I, ruang perawatan, dan ruang VIP.
Terhadap penyebar informasi palsu soal jebolnya lantai tiga rumah sakit di Karangasem masih dikesampingkan kata dia, saat ini pihaknya masih berupaya membantu dan menenangkan masyarakat terutama pasien rumah sakit.
"Artinya kita sudah klarifikasi videonya, sementara kita konsentrasi membantu masyarakat dulu, untuk hoaks sudah kita luruskan melalui pesan grup dan media sosial BPBD Karangasem, beserta video klarifikasi," ujarnya.
Arimbawa berharap gempa bumi susulan tak kembali terjadi, sehingga masyarakat khususnya pasien seluruh rumah sakit di Karangasem dapat tenang dan kembali ke ruangan masing-masing.
Sementara itu, dari catatan BPBD Karangasem, setidaknya empat kali getaran dirasakan masyarakat, dengan getaran terakhir Magnitudo 5,4, dan lebih dari 30 kali gempa kecil yang tidak terasa secara langsung.
Baca juga: Gempa dangkal magnitudo 4.1 kembali guncang Karangasem Bali
Arimbawa juga menyampaikan bahwa rumah sakit tersebut memiliki jarak yang terbilang jauh dari pusat gempa bumi, yaitu 30-40 kilometer, dan bangunan berlantai tiga itu terdiri dari beberapa kelas, dengan lantai paling atas diisi kelas I, ruang perawatan, dan ruang VIP.
Terhadap penyebar informasi palsu soal jebolnya lantai tiga rumah sakit di Karangasem masih dikesampingkan kata dia, saat ini pihaknya masih berupaya membantu dan menenangkan masyarakat terutama pasien rumah sakit.
"Artinya kita sudah klarifikasi videonya, sementara kita konsentrasi membantu masyarakat dulu, untuk hoaks sudah kita luruskan melalui pesan grup dan media sosial BPBD Karangasem, beserta video klarifikasi," ujarnya.
Arimbawa berharap gempa bumi susulan tak kembali terjadi, sehingga masyarakat khususnya pasien seluruh rumah sakit di Karangasem dapat tenang dan kembali ke ruangan masing-masing.
Sementara itu, dari catatan BPBD Karangasem, setidaknya empat kali getaran dirasakan masyarakat, dengan getaran terakhir Magnitudo 5,4, dan lebih dari 30 kali gempa kecil yang tidak terasa secara langsung.
Baca juga: Gempa dangkal magnitudo 4.1 kembali guncang Karangasem Bali
Baca juga: BPBD proses santunan pemprov untuk korban gempa Karangasem Bali
Baca juga: Gempa di Bali akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores
Baca juga: Gempa di Bali akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022