Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI), Burhanuddin Abdullah, meminta Dana Moneter Internasional (IMF) agar tidak menaikkan suku bunga pinjamannya karena akan membebani negara peminjam. Ada usulan agar IMF menaikkan suku bunga pinjaman untuk mengatasi keuangan di lembaga itu, tetapi usulan itu bukan dari IMF, kata Burhanuddin di sela acara pengasapan nyamuk demam berdarah Dangue di SDN 03 Kampung Bali, Jakarta, Kamis. Dia mengatakan IMF saat ini kehilangan pendapatan akibat dua negara pengutang terbesar kepada lembaga tersebut, yakni Argentina dan Brasil, telah melunasi utangnya. Dengan telah terbayarnya utang kedua negara Amerika Latin itu, menurut dia, maka pengutang terbesar kepada IMF adalah Turki dan Indonesia. Dengan telah lunasnya pembayaran utang Brasil dan Argentina, kata Burhanuddin, maka IMF kehilangan pendapatan bunga yang cukup besar, sehingga lembaga itu kesulitan keuangan. Oleh sebab itu, ada orang yang berfikir agar IMF menaikkan suku bunga pinjamannya. Dikatakannya hal itu akan menjadi beban bagi Indonesia dan negara lain yang memiliki utang kepada IMF. Meskipun demikian, pikiran menaikkan suku bunga itu belum terjadi. Masih terjadi diskusi di antara mereka. Oleh sebab itu, Indonesia masih menunggu langkah IMF berikutnya. Burhanuddin saat ke Washington beberapa waktu lalu telah menyampaikan masalah itu kepada IMF. Dia meminta agar bukan suku bunga yang dinaikkan, tetapi kesulitan IMF hendaknya dibebankan kepada pemegang saham. (*)
Copyright © ANTARA 2006