Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya bencana guna mendukung upaya pengurangan risiko bencana.

"Jadikan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana sebagai gaya hidup," kata Muhadjir Effendy dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Muhadjir mengatakan bahwa berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diketahui bahwa terdapat 3.350 kejadian bencana alam di Indonesia hingga 12 Desember 2022.

Kejadian bencana alam yang mendominasi, kata dia, adalah bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem, seperti banjir dan tanah longsor.

Baca juga: Menko PMK: Perkuat koordinasi terkait penanganan bencana

Selain itu, kata dia, Indonesia juga memiliki potensi risiko bencana geologi seperti gempa tektonik, likuifaksi, tsunami, dan erupsi vulkanik.

"Bahkan, baru-baru ini Indonesia kembali menghadapi duka yang mendalam akibat kejadian gempa Cianjur," katanya.

Kondisi tersebut, kata dia, tentunya menjadi refleksi bahwa masih diperlukan kesiapsiagaan dan kewaspadaan oleh masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.

"Mari menjadikan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana sebagai gaya hidup, karena dari tahun ke tahun angka kebencanaan kita semakin meningkat," katanya.

Menko menambahkan bahwa upaya pengurangan risiko bencana dan penanggulangan bencana memerlukan peran aktif dari seluruh masyarakat dan juga seluruh pemangku kepentingan.

Baca juga: Menko PMK: Kolaborasi antar pihak wujudkan ketangguhan hadapi bencana

"Mitigasi dan penanggulangan bencana bukan hanya menjadi tugas pemerintah semata namun memerlukan dukungan berbagai pihak," katanya.

Menko menegaskan bahwa konsep pentahelix dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana merupakan hal yang sangat penting.

"Mulai dari unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media serta TNI/Polri," katanya.

Muhadjir Effendy mengingatkan perlunya penguatan data lapangan yang tepat dan cepat guna meminimalkan dampak risiko bencana.

Hal itu, menurut dia, diperlukan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan langkah mitigasi bencana yang akan dilakukan.

Baca juga: Menko PMK : Perilaku terpola untuk atasi bencana

Untuk itu, Muhadjir meminta data lapangan terkait kejadian bencana harus terus diperbarui seiring dengan penguatan koordinasi lintas sektor.

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022