Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan potensi kriya di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, terbilang tinggi di antara kabupaten/kota yang ada di provinsi tersebut.

“Tercatat, kurang lebih 70 persen produk kreatif seperti suvenir yang dijajakan di Malioboro berasal dari Kabupaten Bantul. Selain itu, di Bantul ada Institut Seni Indonesia Yogyakarta, komunitas kriya, hingga ragam tradisi yang masih lestari hingga kini,” katanya dalam Weekly Brief with Sandi Uno lewat keterangan resmi, Jakarta, Selasa.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya berkomitmen mendukung Kabupaten Bantul menuju kota kreatif dunia yang tergabung dalam UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) Creative Cities Network (UCCN) di bidang kriya dan kesenian rakyat.

Komitmen ini dimulai dari penetapan Kabupaten Bantul sebagai bagian dari ekosistem Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia melalui kegiatan Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) dengan kriya sebagai unggulan.

“Saya mengucapkan selamat dan sukses kepada Kabupaten Bantul yang baru saja mendapatkan penetapan Kata Kreatif Indonesia tahun 2022. Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) sebagai focal point nasional untuk UCCN berkomitmen akan mendampingi Kabupaten Bantul agar dapat berjejaring di tingkat global,” ujar Menparekraf.

Saat ini, Indonesia sudah memiliki empat kota yang mendapat predikat UCCN, yaitu Pekalongan di Jawa Tengah dengan kategori kriya dan kesenian rakyat, Bandung di Jawa Barat kategori desain, Ambon di Maluku dengan kategori musik, dan Jakarta kategori literatur.

Dengan memperoleh legitimasi dari UNESCO, lanjutnya, maka akan memberikan dampak yang besar dalam perkembangan potensi ekonomi kreatif serta menjadi saranan promosi nan efektif.

“Dengan begitu, minat wisatawan untuk datang ke Indonesia khususnya Bantul akan meningkat dan masyarakat akan lebih sejahtera,” ucap Sandiaga.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengaku pertumbuhan ekonomi di bidang kriya dan kesenian rakyat di daerah yang dipimpin olehnya sudah relatif mapan. Namun, apabila bisa masuk ke dalam jaringan kota kreatif dunia, ucapnya, maka pertumbuhan ekonomi Bantul bakal lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dalam rangkaian proses menuju UNESCO Creative Cities Network (UCCN) di bidang kriya dan kesenian rakyat (crafts and folk art), Pemerintah Kabupaten Bantul bersama seluruh pemangku kepentingan menyelenggarakan berbagai kegiatan mulai dari seminar, festival, pameran, hingga pagelaran.

Crafts and folk art ini banyak diproduksi oleh masyarakat khususnya pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Jadi kalau volumenya meningkat, maka pertumbuhan ekonominya makin inklusif, artinya tidak hanya orang-orang atas yang tumbuh, tetapi yang bawah pun ikut tumbuh,” ungkap Abdul.

Baca juga: Sandiaga: Pariwisata berkelanjutan berkaitan dengan kualitas udara
Baca juga: Menparekraf dukung penuh Bantul menuju kota kreatif dunia versi UCCN
Baca juga: Sandiaga: Ranah privat wisman tetap terjamin seiring pengesahan KUHP

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022