"Gerakan turun ke jalan dan unjuk rasa pada hari Rabu ini tidak seperti pada peringatan Hari Buruh 1 Mei karena disertai pengrusakan dan tindakan anarkis," kata Presiden.
Amman (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperingatkan semua kelompok yang belum ikhlas menerima hasil Pemilu 2004 untuk tidak melakukan tindakan apapun juga yang tidak kondusif bagi pembangunan. "Kalau ada di antara komponen bangsa apakah itu perseorangan kelompok atau ikatan identitas lain yang barangkali belum ikhlas, belum menerima hasil Pemilu 2004, meskipun itu menjadi hak mereka untuk melakukan langkah-langkah politik apapun juga dalam koridor demokrasi, tapi tolong jangan semua itu berujung pada situasi dalam negeri Indonesia yang tidak kondusif untuk pembangunan berikutnya," kata Yudhoyono di Amman, Ibukota Yordania, Rabu malam (Waktu Setempat). Pernyataan itu dikemukakan Kepala Negara dalam jumpa pers tentang aksi unjuk rasa di sebagian wilayah Jakarta yang berujung pada tindakan anarkis dan kekerasan. "Sebagai Kepala Negara tentu saya menyesalkan, kecewa dan prihatin," kata Yudhoyono yang didampingi Menko Perekonomian Boediono, Menlu Hassan Wirajuda, Mendag Mari Elka Pangestu, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, serta Wakil Ketua DPD Irman Gusman. Presiden mengatakan, Rabu siang ia telah menerima laporan dari Wapres Jusuf Kalla, Kapolri Jenderal (Pol) Sutanto serta beberapa sumber lainnya tentang aksi para buruh. "Gerakan turun ke jalan dan unjuk rasa pada hari Rabu ini tidak seperti pada peringatan Hari Buruh 1 Mei karena disertai pengrusakan dan tindakan anarkis," kata Presiden. Kepala Negara yang nampak berhati-hati dalam mengemukakan kalimat demi kalimat mengatakan kelompok-kelompok yang belum mau menerima hasil Pemilu 2004 jangan mengorbankan kepentingan rakyat yang lebih luas. "Jangan hambat momentum dalam pembangunan," kata Presiden dengan tegas. Yudhoyono mengatakan, tindakan pengrusakan dan anarkis jika dibiarkan terus berlangsung maka akan menganggu usaha untuk bekerjasama dengan negara-negara lain terutama dalam upaya mendatangkan modal ke tanah air. Sebagai Kepala negara, Yudhoyono mengajak kelompok-kelompok yang masih melakukan tindak kekerasan dan anarkis untuk kembali ke hati nurani serta pikiran yang bersih. Presiden menyebutkan sebenarnya sudah banyak pengusaha asing yang ingin menanamkan modal mereka di tanah air, namun mereka masih menanyakan apakah Indonesia itu aman dan apakah investasi mereka bisa berlangsung lama. Ia mengatakan, jika tindakan kekerasan dan anarkis masih terus berlangsung maka modal asing yang ingin masuk ke Indonesia bisa beralih ke negara-negara lain seperti Cina dan Vietnam.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006