"Ada empat program yang menjadi garapan lembaga ini," ujar Kepala Balitbang Diklat Suyitno dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Sekjen Kemenag dorong media terus gaungkan moderasi beragama
Suyitno merinci keempat program tersebut pertama, transformasi digital, kelembagaan, dan sarana-prasarana. Kedua, pemetaan dan penataan SDM. Hal tersebut penting karena berkaitan dengan pembinaan sumber daya manusia.
"Ke depan, ASN Kemenag akan dipetakan berdasarkan manajemen talenta, sehingga akan menjadi bank SDM," kata dia.
Ketiga, penguatan garis acuan (baseline) kebijakan bidang agama dan layanan keagamaan. Keempat, meningkatkan Jaminan Mutu dan Zona Integritas (Jamu Zotas).
Baca juga: Kemenag: Moderasi beragama jadi solusi permasalahan keberagaman
"Dalam empat program utama ini yang menjadi core business-nya nanti adalah memastikan transformasi kelembagaan. Itu ditandai salah satunya adalah Puslitbang 1 yang berubah menjadi Pusat Moderasi Beragama," kata dia.
Selain itu, Kemenag saat ini sedang merancang program sistem deteksi dini. Sebagai upaya pencegahan ekstremisme dan intoleransi, Suyitno membayangkan akan mempunyai "BMKG’" ala Kemenag.
"BMKG sudah sangat baik membaca cuaca, cerah, mendung, berpotensi hujan dan lainnya. Namun, dalam konteks kerawanan sosial keagamaan, kita sering kecolongan," kata dia.
Baca juga: Kemenag siapkan penggerak penguatan moderasi beragama dunia digital
Suyitno yakin intoleransi juga mudah dideteksi, karena gejalanya ada. Oleh karena itu, kata dia, Kemenag sebagai penjaga pengarusutamaan Moderasi Beragama ingin agar terbentuk transformasi kelembagaan untuk mendeteksi konteks kerawanan sosial.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022