Jakarta (ANTARA) - Badan usaha milik negara PT Bio Farma (Persero) menjalin kerja sama transfer teknologi dengan perusahaan farmasi Merck Sharp & Dohme (MSD) asal Amerika Serikat untuk memproduksi vaksin 4-valent human papillomavirus (HPV) MSD di Indonesia.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dan Managing Director MSD Indonesia George Stylianou menandatangani perjanjian kerja sama antara kedua perusahaan di Jakarta, Selasa, disaksikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Nugraha Mansury, Presiden MSD Asia Pasifik David Peacock, dan Perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia.

"Ini bagian dari strategi Bio Farma untuk memperkuat kapabilitas Indonesia melalui kolaborasi. Nantinya merupakan kesempatan sangat besar Bio Farma bisa dipercaya menjadi partner (mitra) kuat dan potensial MSD," kata Honesti Basyir.

Dia mengatakan, kerja sama transfer teknologi dengan MSD untuk memproduksi vaksin HPV di Indonesia​ akan meningkatkan kemampuan produksi vaksin dalam negeri guna mengatasi penyakit kanker serviks.

Saat ini vaksin HPV telah digunakan dalam program introduksi imunisasi HPV di berbagai daerah di Indonesia dan cakupan program imunisasi HPV akan terus diperluas sampai mencapai skala nasional pada tahun 2023.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kerja sama antara Bio Farma dan MSD merupakan bentuk nyata kolaborasi antarpihak untuk mendukung Transformasi Kesehatan di Indonesia, terutama dalam upaya penguatan pilar layanan primer promotif dan preventif yang menjadi prioritas pemerintah.

"Saya percaya bahwa dengan adanya potensi transfer teknologi baik keahlian, pengetahuan, dan pengalaman dari MSD sebagai produsen global terkemuka untuk vaksin HPV akan bermanfaat bagi Bio Farma dan untuk kemandirian sektor kesehatan di Indonesia, terutama dalam pengembangan vaksin," katanya.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan bahwa kerja sama Bio Farma dengan MSD merupakan langkah penting dalam upaya peningkatan kapasitas produksi vaksin di dalam negeri.

Kementerian Kesehatan tahun ini memasukkan vaksinasi HPV dalam program imunisasi dasar wajib selama Bulan Imunisasi Anak sekolah (BIAS). Sasaran vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks meliputi anak perempuan kelas 5 dan 6 sekolah dasar.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018, kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada perempuan dengan rata-rata angka kematian 13,9 per 100.000 penduduk.

Baca juga:
Vaksinasi dan skrining HPV penting untuk cegah risiko kanker serviks
Vaksinasi HPV untuk cegah kanker serviks dibiayai negara dan bersifat wajib

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022