Pembelajaran hibrida merupakan langkah adaptif terhadap perubahan mendasar yang terjadi karena pandemi COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Yayasan Prasetiya Mulya Edwin Soeryadjaya menilai pembelajaran hibrida merupakan langkah adaptif dalam menghadapi perubahan zaman.

"Pembelajaran hibrida merupakan langkah adaptif terhadap perubahan mendasar yang terjadi karena pandemi COVID-19. Kemauan dan kesiapan menghadapi pergolakan fundamental menjadi faktor penentu bagaimana umat manusia mampu bertahan hidup mengikuti perkembangan maupun menjawab tantangan perubahan zaman yang semakin pesat," ujar Edwin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Pihaknya melalui layanan pendidikan berkomitmen menjadi solusi dari penataan ulang kehidupan mendasar dengan meningkatkan cakupan jangkauan mutu kolaboratif dan mengedepankan semangat keberagaman demi kemajuan bangsa.

Sebelumnya Universitas Prasetiya Mulya mewisuda sebanyak 1.404 lulusan.

Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Prof Dr Djisman S Simandjuntak, berharap lulusannya dapat menjadi warga negara maupun bagian dari penduduk global yang baik dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

“Saya berharap di manapun lulusan Prasetya Mulya berada, jadilah warga yang baik, dalam kehidupan profesi maupun bermasyarakat, menjunjung nilai-nilai dasar kemanusiaan, kaidah-kaidah profesi dan Pancasila sehingga bisa mampu memberikan kontribusi dan pelayanan terbaik bagi kemajuan manusia,” imbuh dia.

Baca juga: Taman Wisata Alam Mangrove Angke ditanami 1.454 mangrove

Baca juga: Peneliti: Kurikulum Merdeka pulihkan pembelajaran siswa pascapandemi

Baca juga: Temu inovasi dorong transformasi dalam pembelajaran

Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022