Singkawang, 3/5 (ANTARA) - Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengungkapkan, puluhan spesies anggrek hutan di Indonesia musnah akibat maraknya pembalakan liar dan kebakaran hutan. "Hal itu diperburuk oleh perburuan para penggemar anggrek yang tidak memperhatikan aspek pelestarian di alam aslinya," kata Mentan saat membuka Munas X Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) di Pontianak, Rabu. Berdasarkan catatan Deptan, sebanyak 33 spesies dari 53 spesies anggrek di kawasan Gunung Merapi diperkirakan telah hilang sedangkan di Papua sebanyak 26 spesies dinyatakan punah. "Di Kalimantan Timur, anggrek hitam sudah sulit ditemukan. Begitu juga anggrek hutan asal Kalimantan Barat seperti anggrek kantong semar, anggrek belang dan anggrek singkawang," ujar Menta. Ia menambahkan, pelaku usaha juga perlu mengubah orientasi pengelolaan usaha anggrek dari pola tradisional yang mengeksploitasi alam ke arah pola usaha moderen yang sarat teknologi inovatif. "Misalnya penyediaan persilangan varietas unggul, penerapan teknologi produksi, penanganan pascapanen serta distribusi dan pemasaran," katanya. Menurut Mentan, pemanfaatan teknologi untuk pengembangan anggrek juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional sebagai sumber devisa non migas. "Satu meter persegi budi daya anggrek dapat menghasilkan Rp300 ribu per tahun sedangkan panen dapat dilakukan tiga kali. Ini tentu peluang yang amat baik," ujarnya. Deptan sendiri akan memfasilitasi penataan sistem produksi di daerah untuk meningkatkan penyediaan pasokan dengan harga terjangkau. "Kendala ekspor anggrek terutama disebabkan tidak adanya jaminan kontinuitas pasokan dan beragamnya mutu produk yang dihasilkan petani dan pengusaha," ujarnya. Gubernur Kalimantan Barat, Usman Jafar mengatakan, Kalbar berpeluang untuk menambah devisa negara melalui komoditas anggrek mengingat hutan Kalbar memiliki hutan yang kaya spesies anggrek. "Kalbar punya anggrek ekor tikus yang hanya ada di hutan Kalbar. Juga anggrek hitam yang sudah terkenal di dunia," katanya. Sementara Walikota Pontianak, Buchary A Rahman menambahkan, untuk mendukung pengembangan anggrek di Kalbar, Pontianak telah memiliki "Orchid Center". "Orchid Center akan menjadi pusat pengkajian dan pendidikan penganggrekan di Kalbar," ujarnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006