Untuk hari ini kami memperkirakan IHSG berpotensi menguat, dipengaruhi oleh potensi kenaikan suku bunga The Fed yang melambat akibat rilis inflasi di US yang melambat selama lima bulan berturut-turut, harga komoditas yang cenderung menguat, serta optJakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa berpeluang menguat dipicu ekspektasi melambatnya kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).
IHSG dibuka melemah 17,59 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.716,86. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,43 poin atau 0,37 persen ke posisi 935,32.
"Untuk hari ini kami memperkirakan IHSG berpotensi menguat, dipengaruhi oleh potensi kenaikan suku bunga The Fed yang melambat akibat rilis inflasi di US yang melambat selama lima bulan berturut-turut, harga komoditas yang cenderung menguat, serta optimisme reopening economy di China," tulis Tim Riset Panin Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.
Baca juga: IHSG awal pekan ditutup menguat, di tengah turunnya bursa saham Asia
Pada penutupan kemarin, pasar saham AS menguat signifikan. Penguatan tersebut didorong oleh ekspektasi investor terhadap rilis inflasi di AS yang akan datang, dimana berdasarkan konsensus inflasi diperkirakan melanjutkan perlambatan ke 7,3 persen (yoy) dari bulan sebelumnya 7,7 persen (yoy).
Hal itu berimplikasi positif terhadap ekspektasi investor akan arah kenaikan suku bunga The Fed, dimana minutes of meeting FOMC akan dirilis pada 14 Desember 2022.
Sementara itu, pasar saham Eropa kemarin ditutup melemah didorong oleh potensi terjadinya gangguan suplai gas dan minyak ke Eropa, akibat dari respon Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap pernyataan Uni Eropa yang berniat untuk menerapkan price cap terhadap pasokan gas dan minyak dari Rusia.
Baca juga: Saham Asia dibuka naik, ditopang optimisme putusan bunga bank sentral
Sementara itu, terjadi gangguan suplai minyak dari Kanada akibat penutupan jaringan pipa minyak di negara tersebut. Implikasi dari perkembangan itu adalah potensi kenaikan harga akibat gangguan pasokan energi serta potensi terganggunya aktivitas ekonomi di Eropa nantinya.
Dari Asia, optimisme investor ditopang oleh arah pembukaan kembali ekonomi di China yang semakin kuat. Hal itu mendorong dari potensi kembali meningkatnya ekspor dari negara mitra dagang China di Asia serta potensi peningkatan permintaan hasil industri dan komoditas.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 91,01 atau 0,33 persen ke 27.933,34 indeks Hang Seng naik 48,85 atau 0,25 persen ke 19.512,48, indeks Shanghai terkoreksi 0,16 poin atau 0,01 persen ke 3.178,88, dan indeks Straits Times meningkat 37,02 poin atau 1,14 persen ke 3.276,68.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022