Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Aceh menyebut sekitar 350 ribu anak di tujuh kabupaten/kota provinsi paling barat Indonesia itu telah diimunisasi polio tetes, selama pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio di Aceh.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Iman Murahman, Senin, mengatakan pelaksanaan Sub PIN polio tahap satu dan tahap dua masih terus berlanjut hingga sekarang, bahkan petugas kesehatan terus sweeping imunisasi ke rumah warga.
“Seperti di Pidie sendiri mereka masih terus lakukan sweeping karena mereka masih 83 persen dari target yang harus dicapai 95 persen,” kata Iman Murahman di Banda Aceh.
Ia menjelaskan tahap satu Sub PIN polio berlangsung di Pidie mulai akhir November lalu, yang merupakan daerah terdeteksi empat kasus polio atau penyakit lumpuh layu. Capaian imunisasi polio di daerah itu telah mencapai 78.861 atau 83,5 persen dari target 95.603 anak Pidie.
Baca juga: Dinkes: 2.136 anak di Pulau Weh-Sabang sudah divaksin polio
Baca juga: Pj. Gubernur Aceh ajak bupati/wali kota serius sukseskan PIN Polio
Sedangkan tahap dua dimulai pada 5 Desember 2022 di enam kabupaten/kota di Aceh, seperti Pidie Jaya dengan capaian imunisasi polio sebanyak 28.177 anak atau 82 persen dari target 36.364 anak, Aceh Utara sebanyak 89.742 atau 72,8 persen dari target 123.191 anak.
Selanjutnya, Bireuen sebanyak 63.284 anak atau 65,3 persen dari target 95.211 anak, Aceh Besar 54.740 anak atau 65,3 persen dari target 83.848 anak, Banda Aceh sebanyak 28.705 anak atau 62,5 persen dari target 45.942 anak dan Sabang 4.999 anak atau 50 persen dari target 9.933 anak.
“Ini data per 11 Desember kemarin, hari ini sedang dilakukan rekap data oleh petugas. Angka bertambah terus, jadi saat ini untuk tujuh kabupaten itu sekitar 350 ribu anak sudah diteteskan imunisasi,” katanya.
Menurut Iman, selain sweeping ke rumah-rumah seperti di Pidie, petugas kesehatan juga masih terus melayani pelaksanaan imunisasi di pos-pos Sub PIN polio yang telah ditetapkan pemerintah, seperti Posyandu, Puskesmas, Puskesmas Pembantu hingga sekolah dan madrasah.
Hingga saat ini, kata Iman, apabila dilihat dari persentase capaian, maka respon dari masyarakat terhadap pelaksanaan imunisasi massal tersebut juga cukup baik. Namun, masih ada juga oran tua yang menolak anaknya untuk diberi imunisasi polio.
“Cuma masih ada juga yang tidak mengizinkan anaknya dapat imunisasi, sehingga kita lebih persuasif kepada orang tua, edukasi secara betul-betul,” katanya.
Di samping itu, kata Iman, 16 kabupaten/kota lain di Tanah Rencong itu juga sudah mulai melakukan pelaksanaan Sub PIN polio tahap tiga per hari ini, seperti Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Langsa dan daerah- daerah lain.
“Jadi hari ini seluruh kabupaten/kota lain sudah mulai (Sub PIN polio), tidak hanya pencanangan tapi juga pelaksanaan, bahkan, seperti Langsa bertekad dalam dua hari ini selesai,” ujarnya.
Pelaksanaan Sub PIN polio di Aceh menyusul Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus polio tipe dua yang ditemukan di Mane, Pidie. Terakhir, tercatat empat kasus polio yang mendapatkan penanganan medis di RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin juga telah melakukan pencanangan pelaksanaan Sub PIN polio di Aceh pada Senin (5/12). Menkes berharap agar imunisasi massal bagi 1,2 juta anak di Tanah Rencong itu bisa selesai dalam sebulan, dengan capaian 95 persen.*
Baca juga: Menkes sebut orang tua tolak imunisasi karena belum tahu bahaya polio
Baca juga: Sebanyak 47.186 anak di Lhokseumawe jadi sasaran imunisasi polio
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022