diberikan kepada mereka yang memiliki kontribusi dan sumbangsih bagi bangsa dan negara di bidang nuklir
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan apresiasi kepada periset yang berkontribusi kepada negara di bidang nuklir dalam mengembangkan teknologi analisis nuklir untuk inovasi nasional dan internasional melalui penghargaan G.A. Siwabessy Memorial Lecture 2022.
"G.A. Siwabessy Memorial Lecture merupakan penghargaan life time achievement yang diberikan kepada mereka yang memiliki kontribusi dan sumbangsih bagi bangsa dan negara di bidang nuklir,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam G.A. Siwabessy Memorial Lecture 2022 yang dipantau virtual di Jakarta, Senin.
Prof. Muhayatun, periset dari Pusat Riset Teknologi Deteksi Radiasi dan Analisis Nuklir Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN dengan bidang kepakaran teknik analisis nuklir, menjadi penerima dan pemberi kuliah ilmiah G.A. Siwabessy Memorial Lecture 2022.
G.A. Siwabessy Memorial Lecture 2022 merupakan kegiatan keilmuan dalam bentuk orasi ilmiah yang disampaikan oleh individu yang berjasa dalam penemuan, pengembangan, dan penyebarluasan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, serta memiliki kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
G.A. Siwabessy Memorial Lecture sebagai bentuk penghormatan atas jasa Prof. Gerrit Augustinus Siwabessy sebagai Bapak Atom Indonesia terhadap perkembangan kenukliran.
Muhayatun mendapatkan penghargaan tersebut atas prestasi ilmiah dan kontribusinya dalam mengembangkan teknologi analisis nuklir untuk inovasi nasional dan internasional.
Baca juga: BRIN dan universitas di Rusia jalin kerja sama pengembangan SDM nuklir
Baca juga: BRIN manfaatkan teknologi nuklir untuk daur ulang sampah plastik
"Semoga menjadi inspirasi bagi generasi muda, layaknya inspirasi yang ditumbuhkan oleh Prof G.A. Siwabessy," ujar Handoko.
Muhayatun berfokus pada riset terkait pemanfaatan teknik analisis nuklir di bidang lingkungan dan kesehatan. Di bidang lingkungan, ia memanfaatkan teknik analisis nuklir untuk melakukan karakterisasi terhadap partikulat udara.
Dengan karakterisasi yang detail, interpretasi lebih jauh yang berkaitan dengan sumber-sumber pencemar yang ada, dapat dilakukan.
"Dengan kita dapat menginterpretasikan kontribusi dari pencemar-pencemar yang ada, maka ini bisa dijadikan strategi dalam mereduksi polutan-polutan yang ada, untuk mendapatkan kualitas udara yang baik," ujar perempuan yang lahir di Surabaya pada 18 Juli 1964 itu.
Muhayatun mengatakan riset terkait dengan teknik analisis nuklir juga dikembangkan untuk karakterisasi bahan pangan, salah satunya sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan gizi di Indonesia, termasuk stunting.
Sebagai periset yang sudah berkecimpung dalam dunia riset lebih dari 30 tahun, Muhayatun juga banyak melakukan kolaborasi riset, antara lain dengan Austalian Nuclear Science and Technology Organisation (ANSTO), International Atomic Energy Agency (IAEA), dan Regional Cooperative Agreement Regional Office (RCARO).
Ia juga mempublikasikan ratusan jurnal ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional. Berbagai pengalaman dan penelitian yang sudah ia jalani antara lain adalah RCA Research contract RCARP1 (Phase-1 dan Phase-2): Air Quality and Environment Impact Assessment of Industrial activities in Asian Region.
Kemudian, Program Riset Nasional, Sistem Pemantauan Multi Polutan Udara dan Radiasi Lingkungan Terintegrasi; Program Riset Nasional, Asesmen Pencemaran Lingkungan Daerah Industri dan Perkotaan Berbasis Teknik Analisis Nuklir; dan LPDP Mandatory-National Research Priorities, Teknik Analisis Nuklir dalam Asesmen Dampak Kegiatan Industri terhadap Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat.
"Penghargaan G.A Siwabessy Lecture 2022 ini merupakan sebuah kehormatan buat saya, terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Tentunya ini akan memicu lebih keras lagi dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi nukir di Indonesia," kata Muhayatun.
Baca juga: BRIN jajaki peluang kerja sama bidang teknologi nuklir dengan Prancis
Baca juga: BRIN: Teknologi nuklir bisa berperan cegah "stunting" di Indonesia
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022