Perlu juga ada relawan untuk membantu memilah sampah
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta mendorong seluruh penyelenggara acara melakukan manajemen sampah atau "event waste management" untuk mengelola sampah yang dihasilkan sehingga tidak ada lagi sampah yang tersisa setelah acara selesai digelar.
“Potensi sampah yang dihasilkan dalam sebuah penyelenggaraan acara cukup besar dengan jenis sampah yang beragam sehingga perlu dikelola dengan baik agar tidak mengotori lingkungan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, masih banyak acara dengan kapasitas besar yang meninggalkan sampah di lokasi kegiatan sehingga petugas Dinas Lingkungan Hidup harus turun tangan membersihkan lokasi.
Oleh karenanya, DLH mendorong setiap penyelenggara acara untuk melakukan upaya pengelolaan sampah, di antaranya menyediakan tempat sampah dalam jumlah cukup. Tempat sampah pun harus sudah dibedakan sesuai jenisnya, setidaknya sampah organik dan anorganik.
Baca juga: Yogyakarta kaji penyesuaian tarif retribusi sampah
Baca juga: Pengurus 33 KTB Yogyakarta disahkan kembali gerakkan mitigasi sampah
Pemberian informasi dan edukasi kepada pengunjung untuk membuang sampah pada tempat dan sesuai dengan jenisnya juga perlu dilakukan agar tidak ada sampah yang berserakan.
“Perlu juga ada relawan untuk membantu memilah sampah meskipun penyelenggara acara juga sudah membayar retribusi sampah,” katanya.
Retribusi sampah yang dibayarkan bernilai Rp200 per orang yang dikalikan dengan potensi pengunjung atau peserta yang datang.
“Jika penyelenggara memperkirakan jumlah pengunjung mencapai 1.000 orang, maka nilai retribusi yang dibayarkan Rp200.000. Saya kira, jumlah tersebut sangat murah,” katanya.
Retribusi sampah pada setiap penyelenggaraan acara digunakan untuk pengangkutan sampah dari tempat acara ke tempat pembuangan sampah sementara untuk kemudian dibawa ke tempat pembuangan akhir.
Sedangkan bagi pengunjung atau peserta, diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi pemakaian material sekali pakai karena akan menambah volume sampah hingga membawa tempat makan atau minum sendiri.
Pemerintah Kota Yogyakarta menggencarkan berbagai upaya pengurangan dan pengelolaan sampah menuju zero waste sampah anorganik pada 2023.
Baca juga: Yogyakarta manfaatkan danais tumbuhkan budaya bersih di masyarakat
Baca juga: Sampah organik Yogyakarta dikelola melalui biopori berbasis RT
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022