Penolakan tersebut berdampak terhadap produk-produk perikanan lokal, seperti cumi-cumi, sauri pasifik, dan senangin, kata Deputi Menteri Pertanian Taiwan (COA) Chen Junne-jih seperti dikutip CNA, Sabtu.
Kantor berita Taiwan itu melaporkan bahwa sejak Juni, Kementerian Kepabeanan China (GACC) secara bertahap menghentikan impor ikan kerapu, ikan layur, dan ikan makarel kuda dari Taiwan tanpa pemberitahuan terlebih dulu.
Larangan tersebut kemudian diperluas hingga mencakup produk dari berbagai jenis makanan dari Taiwan, kata COA.
Sementara itu, juru bicara Kantor Dewan Pemerintah China untuk Urusan Taiwan, Zhu Fenglian, membantah pernyataan COA itu.
Menurut dia, justru perusahaan-perusahaan dari Taiwan gagal melengkapi informasi daftar produk.
GACC sudah merilis regulasi terbaru impor makanan sejak April 2021.
Aturan yang mulai diberlakukan secara efektif pada Januari 2022 tersebut mengharuskan eksportir untuk memastikan manfaat dan keamanan produk makanan yang masuk ke China.
Informasi mengenai hal itu sudah disampaikan ke otoritas dan perusahaan Taiwan agar mereka mendaftarkan produk sesuai regulasi yang berlaku di China daratan, kata Zhu.
Ia menilai pernyataan otoritas Taiwan itu bisa menimbulkan fitnah karena kesalahan ada pada perusahaan-perusahaan Taiwan yang gagal memenuhi persyaratan China.
Oleh sebab itu, dia mengingatkan bahwa sensasi politik semacam itu dapat menimbulkan konsekuensi yang mengganggu industri terkait di pulau tersebut.
Baca juga: AS pasok suku cadang pesawat militer senilai 428 juta dolar ke Taiwan
Baca juga: Menlu Taiwan: Campur tangan China jelang pemilu kali ini sedikit
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022