Jakarta (ANTARA) - Dinas Perhubungan DKI Jakarta berencana memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mengatur volume lalu lintas dalam upaya menekan kepadatan kendaraan bermotor.

"Secara garis besar Google akan menggunakan teknologi AI mereka untuk menganalisis volume lalu lintas di persimpangan," kata Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Emanuel Kristanto di Jakarta, Jumat.

Untuk upaya itu, Dinas Perhubungan DKI menggandeng perusahaan raksasa mesin pencarian, Google untuk menerapkan AI di sejumlah persimpangan jalan di Ibu Kota.

Nantinya, kata dia, AI memberikan rekomendasi waktu nyala hijau pada lampu lalu lintas (traffic light) di persimpangan jalan yang optimal kepada Dinas Perhubungan DKI.

"Data dikirimkan ke Dinas Perhubungan dan kami aplikasikan di lapangan," katanya.

Baca juga: Perda pengendali lalu lintas elektronik harus segera diterapkan di DKI

Kerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov)!DKI dengan Google itu diharapkan menekan kepadatan lalu lintas dan kemacetan yang kerap menjadi momok warga Ibu Kota khususnya saat jam sibuk.

Meski demikian, ia belum dapat memberikan penjelasan detail karena teknis merupakan kewenangan Google.

Kemacetan di Jakarta menjadi salah satu pekerjaan rumah Pemprov DKI Jakarta yang ditekankan Presiden Joko Widodo kepada Penjabat Gubernur DKI Heri Budi Hartono.

Polda Metro Jaya sebelumnya mengungkapkan taraf kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta sudah berada di level tidak nyaman.

Baca juga: Dishub DKI evaluasi perluas ganjil genap menjadi 25 ruas jalan

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Latif Usman pada Selasa (23/8) menjelaskan, tingkat kemacetan di Jakarta mencapai sekitar 48 persen.

Karena itu, Polda Metro mengeluarkan gagasan salah satunya dengan mengatur jam kantor bagi pekerja di DKI Jakarta agar kemacetan terurai.

Sementara itu, lembaga pemeringkat kemacetan kota dunia, Tomtom International BV mengungkapkan pada 2021, tingkat kemacetan di Jakarta mencapai 34 persen.

Realisasi itu menurut lembaga tersebut menurun dibandingkan 2020 mencapai 36 persen.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022