Tapanuli (ANTARA) - PT DAHANA optimis dapat menyelesaikan salah satu program Proyek Strategis Nasional (PSN) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru tepat waktu. DAHANA dipercaya oleh Sinohydro Company Ltd. untuk membuat terowongan sepanjang 12,5 km yang terbentang dari Desa Sipirok hingga Desa Marancar, Tapanuli Selatan.
Direktur Utama sekaligus Plt Direktur Operasi PT DAHANA Wildan Widarman menuturkan, hingga saat ini DAHANA telah berhasil membangun terowongan pembantu 1 sampai 6 sepanjang 2.770 meter dan sedang mengerjakan terowongan utama sepanjang 12.5 km, yang sudah dikerjakan saat ini sepanjang 3.885 meter. Dengan pengalaman SDM unggul serta teknologi bahan peledak terbaru, pihaknya optimis dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
“Sekarang semua sudah sampai ke terowongan utama yang panjangnya 12.5 km, dan saat ini DAHANA masih dalam proses pengerjaan terowongan utama dengan progress 35% dari panjang 12.5 km,” terang Wildan (09/12).
Sebelum sampai ke terowongan utama, DAHANA sendiri mengerjakan terowongan pembantu yang terdiri dari 1 hingga 6 yang sudah selesai dikerjakan. Di mana masing-masing terowongan pembantu memiliki panjang beragam, ada yang 483 meter, 394 meter, 719 meter, 578 meter, 270 meter, dan 326 meter.
“Proyek tunnel ini merupakan salah satu yang terpanjang dan terbesar dengan diameter mencapai 12 meter dan panjang 12.5 kilometer,” ungkap Wildan.
Sementara itu, menurut GM Divisi Kuari & Konstruksi DAHANA Setio Budhianto, pada proyek PLTA Batang Toru, DAHANA menurunkan 86 personil peledakan yang dibagi ke dalam 12 tim untuk mengerjakan beberapa face tunnel.
Tim peledakan DAHANA yang dipimpin oleh Site Coordinator Teguh Widodo bekerja secara shifting selama 24 jam perharinya. Untuk mendapatkan hasil terbaik, DAHANA menggunakan bahan peledak Dayagel Extra, Dayadet Non Electric Detonator serta Detonating Cord yang diproduksi oleh Energetic Material Center DAHANA.
“Pekerjaan non-stop menjadi perhatian tersendiri bagi DAHANA, untuk menjaga stamina dan kualitas peledakan, site coordinator mengatur man-power secara efektif saat bekerja. Selain itu, team di lapangan juga menjalankan prinsip K3 secara ketat untuk mewujudkan Zero Accident dalam membangun PLTA Batang Toru,” ujar Setio Budhianto.
PLTA Batang Toru nantinya akan memproduksi 4 x 127,5 MW per tahun. Selain itu, dengan PLTA ini, Indonesia dapat mengurangi emisi karbon sebesar 16 megaton pertahun. PLTA Batang Toru juga dapat mengurangi belanja negara Rp 54 triliun setiap tahunnya. Dengan hasil energi yang besar, PLTA Batang Toru hanya membutuhkan lahan seluas 122 ha.
Pembangunan PLTA ditargetkan rampung pada tahun 2026 dan dapat beroperasi melayani kebutuhan listrik di Sumatera serta memperkuat pasokan listrik Jawa-Bali. Pembangunan PLTA Batang Toru diklaim ramah lingkungan, karena target pembangunan adalah untuk turut serta dalam mencegah pemanasan global dengan mengurangi ketergantungan pada energi yang menghasilkan emisi karbon, sehingga dalam prosesnya baik dari perencanaan, pembangunan, hingga operasi, PLTA Batang Toru memenuhi berbagai standar ketat lingkungan.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022