Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa demokrasi akan menjadi hal yang dapat membantu Indonesia dalam menghadapi tantangan pada tahun 2023 mendatang.

Hal itu disampaikan Retno dalam konferensi pers yang digelar usai ia membuka pertemuan Bali Democracy Forum (BDF) yang ke-15 di Nusa Dua, Bali, Kamis.

“Dengan demokrasi kebebasan berekspresi, menyampaikan aspirasi, juga dijamin dan ruang dialog serta pembuatan keputusan yang efektif juga dimungkinkan, karena adanya ‘check and balances’,” ujar Retno.

Dia mengutip data dari Asian Development Bank, di mana proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini telah dipangkas dari 5,2 persen menjadi 4,3 persen, sementara untuk tahun depan dari 5,3 menjadi 4,9 persen pada tahun 2023.

Retno menyebut hal tersebut menjadi tantangan yang cukup besar untuk tahun 2023.

Dalam pidato kuncinya saat membuka BDF 2022, dia memaparkan bahwa di tengah situasi yang sulit, situasi ekonomi Indonesia di kwartal III relatif baik yakni di angka 5,72 persen dan di tahun 2023 proyeksinya tumbuh sebesar 5 persen.

“Namun demikian, sekali lagi, ini bukan menjadikan kita kemudian menjadi terlena. Kita tetap harus ‘alert’ karena kita paham bahwa dampak pandemi masih dirasakan oleh rakyat,” tambahnya.

Mengutip data dari BPS, dia mengatakan bahwa sebanyak 4,15 juta pekerja produktif pun masih terdampak oleh pandemi, sehingga prinsip solidaritas sangat penting dalam mendorong pemulihan yang inklusif.

Dalam pemulihan ekonomi, tak boleh ada pihak manapun yang tertinggal. Pemerintah Indonesia pun berupaya untuk menjangkau warga yang paling terdampak oleh pandemi serta memperkuat program perlindungan sosial.

“Dan meskipun tidak mudah, namun demokrasi telah membantu kita mengatasi pandemi secara lebih baik,” kata Retno.

Ia pun menekankan bahwa demokrasi harus menjadi sebuah sistem yang membuahkan hasil dan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh rakyat.

Event Bali Democracy Forum yang ke-15 berlangsung di Nusa Dua, Bali pada Kamis, dengan dihadiri oleh 323 peserta dari 112 negara dan lima organisasi internasional, dan 52 di antaranya hadir secara virtual.

BDF 2022 mengambil tema ‘Democracy in a Changing World: Leadership and Solidarity’, yang dianggap relevan dengan situasi dunia yang tengah menghadapi berbagai tantangan.

Baca juga: "Bali Democracy Forum" angkat tema kepemimpinan dan solidaritas
Baca juga: BCSMF soroti peran penting media dan masyarakat sipil dalam demokrasi
Baca juga: Lima negara jadi tuan rumah KTT Demokrasi ke-2 pada Maret 2023

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022