Beijing (ANTARA) - Bank sentral China pada Rabu (7/12/2022) menyatakan telah menambahkan 32 ton emas senilai sekitar 1,8 miliar dolar AS ke cadangannya, pertama kali mengungkapkan adanya peningkatan sejak September 2019.

Penambahan tersebut membawa kepemilikan China yang dilaporkan pada akhir November menjadi 1.980 ton, bernilai sekitar 112 miliar dolar AS.

China memiliki cadangan emas nasional resmi terbesar keenam di dunia setelah negara-negara termasuk Rusia, Jerman dan Amerika Serikat, yang terbesar dengan 8.133,5 ton.

China terkadang melaporkan tidak ada perubahan pada kepemilikan emasnya selama bertahun-tahun sebelum mengungkapkan penambahan ratusan ton. Di lain waktu, telah melaporkan peningkatan bulanan yang stabil.

Dewan Emas Dunia (WGC) mengatakan bulan lalu bahwa bank sentral secara global membeli 399 ton emas pada kuartal ketiga tahun 2022, sejauh ini yang paling banyak dalam periode tiga bulan.

Dikatakan sebagian besar emas dibeli oleh bank-bank sentral yang tidak melaporkan pembelian secara terbuka, memicu spekulasi bahwa negara-negara seperti China atau Rusia mungkin menimbun.

Permintaan yang lebih tinggi dari bank-bank sentral akan membantu mendukung permintaan dan harga emas, saat ini sekitar 1.775 dolar AS per ounce.

Harga emas telah jatuh dalam beberapa bulan terakhir karena kenaikan suku bunga dan imbal hasil obligasi membuat logam, yang tidak menawarkan imbal hasil, kurang menarik bagi investor keuangan di Eropa dan Amerika Serikat.

Peningkatan cadangan emas China yang dilaporkan adalah bagian dari data yang dirilis oleh bank sentral China yang menunjukkan cadangan devisa naik lebih dari yang diperkirakan pada November.

Baca juga: Emas menguat 15,60 dolar didorong oleh "greenback" yang lebih lemah

Baca juga: Emas terdongkrak 1,10 dolar karena imbal hasil obligasi AS melemah

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022