belum ada laporan korban jiwa dalam musibah banjir dan tanah longsor tersebutBanda Aceh (ANTARA) - Puluhan desa di lima kecamatan di Pulau Simeulue, Kabupaten Simeulue Aceh, dilanda banjir menyusul hujan lebat melanda wilayah tersebut sejak sehari terakhir.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Simeulue Zulfadli di Simeulue, Rabu, mengatakan selain banjir, hujan lebat juga menyebabkan tanah longsor.
"Dari laporan yang kami terima ada puluhan desa di lima kecamatan di Simeulue dilanda banjir. Belum ada pengungsian akibat bencana tersebut. Ketinggian air di bawah betis orang dewasa," kata Zulfadli.
Zulfadli mengatakan lima kecamatan dilanda banjir tersebut yakni Kecamatan Teupah Selatan, Kecamatan Teluk Dalam, Kecamatan Alafan, Kecamatan Salang, dan Kecamatan Teupah Barat.
"Tim BPBD sudah dikerahkan ke lokasi banjir membantu warga terdampak bencana. Sampai saat ini, warga terdampak banjir masih bertahan di rumah masing-masing,," ujar Zulfadli.
Baca juga: BPBD: Jembatan di Kabupaten Simeulue ambruk dihantam banjir
Baca juga: 12 desa terendam banjir di Pulau Simeulue Aceh
Selain banjir, kata Zulfadli, hujan lebat juga menyebabkan tanah longsor yang menyebabkan rumah warga rusak. Rumah rusak akibat tanah longsor tersebut tidak terlalu parah.
"Belum ada laporan korban jiwa dalam musibah banjir dan tanah longsor tersebut. Begitu juga kerugian materiil hingga saat ini masih dalam perhitungan," kata Zulfadli.
Sebelumnya, kata Zulfadli, BPBD mengimbau masyarakat di Kabupaten Simeulue mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan bencana alam.
"Berdasarkan peringatan dini BMKG, ada potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang di beberapa wilayah di Kabupaten Simeulue hingga beberapa hari ke depan," kata Zulfadli.
Zulfadli mengatakan hujan lebat disertai angin kencang tersebut berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, maupun pohon tumbang.
"Kepada masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana serta pesisir pantai dan pegunungan, diimbau meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan," kata Zulfadli.
Baca juga: Dua desa di Pulau Simeulue terendam banjir
Selain banjir, kata Zulfadli, hujan lebat juga menyebabkan tanah longsor yang menyebabkan rumah warga rusak. Rumah rusak akibat tanah longsor tersebut tidak terlalu parah.
"Belum ada laporan korban jiwa dalam musibah banjir dan tanah longsor tersebut. Begitu juga kerugian materiil hingga saat ini masih dalam perhitungan," kata Zulfadli.
Sebelumnya, kata Zulfadli, BPBD mengimbau masyarakat di Kabupaten Simeulue mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan bencana alam.
"Berdasarkan peringatan dini BMKG, ada potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang di beberapa wilayah di Kabupaten Simeulue hingga beberapa hari ke depan," kata Zulfadli.
Zulfadli mengatakan hujan lebat disertai angin kencang tersebut berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, maupun pohon tumbang.
"Kepada masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana serta pesisir pantai dan pegunungan, diimbau meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan," kata Zulfadli.
Baca juga: Dua desa di Pulau Simeulue terendam banjir
Baca juga: 27 desa di sembilan kecamatan Pulau Simeulue Aceh terendam banjir
Zulfadli juga meminta kepada masyarakat segera melaporkan kepada aparatur desa, aparatur kecamatan, maupun kepolisian terdekat jika terjadi bencana untuk segera ditindaklanjuti.
Kepada nelayan, untuk sementara waktu diminta tidak melaut sebab cuaca perairan Samudra Hindia yang saat ini tidak menentu serta bergelombang tinggi.
Kalau pun tetap melaut, kata Zulfadli, upayakan berada di pinggiran serta dekat dengan tempat berlindung karena mudah dijangkau apabila sewaktu-waktu terjadi angin kencang dan gelombang tinggi.
"Kalau melaut agar dekat dengan daratan. Kemudian, lengkapi diri dengan alat komunikasi dan juga keamanan lainnya. Segera menghindar jika melihat potensi cuaca buruk," ujar Zulfadli.
Baca juga: Banjir rendam 19 desa di Bireuen Aceh, dua warga meninggal dunia
Zulfadli juga meminta kepada masyarakat segera melaporkan kepada aparatur desa, aparatur kecamatan, maupun kepolisian terdekat jika terjadi bencana untuk segera ditindaklanjuti.
Kepada nelayan, untuk sementara waktu diminta tidak melaut sebab cuaca perairan Samudra Hindia yang saat ini tidak menentu serta bergelombang tinggi.
Kalau pun tetap melaut, kata Zulfadli, upayakan berada di pinggiran serta dekat dengan tempat berlindung karena mudah dijangkau apabila sewaktu-waktu terjadi angin kencang dan gelombang tinggi.
"Kalau melaut agar dekat dengan daratan. Kemudian, lengkapi diri dengan alat komunikasi dan juga keamanan lainnya. Segera menghindar jika melihat potensi cuaca buruk," ujar Zulfadli.
Baca juga: Banjir rendam 19 desa di Bireuen Aceh, dua warga meninggal dunia
Baca juga: Banjir rendam tujuh desa di Aceh Tenggara
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022