Berlin (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Jerman hari Selasa menyatakan dua warga negaranya yang tersandera di Irak sejak Januari 2006 dibebaskan. "Saya dapat meneguhkan bahwa dua orang Jerman tersandera sekarang dalam keadaan selamat," kata wanita jurubicara kementerian tersebut seperti dikutip Reuters. Kementerian itu meneguhkan tanggapan Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier, yang disiarkan jaringan televisi Jerman N-TV bahwa sandera tersebut sudah dibebaskan. Reinhard Silberberg, sekretaris kementerian itu dengan kewajiban menangani gugus tugas untuk sandera tersebut, direncanakan memberi pengumuman di Berlin pada pukul 00.15 WIB, kata kementerian itu. Kedua insinyur dari Leipzig tersebut, Rene Braeunlich and Thomas Nitzschke, disergap tanggal 24 Januari 2006 di luar tempat kerjanya di kota industri Baiji, 180 kilometer utara Bagdad. Sejak itu, empat rekaman gambar sandera tersebut ditayangkan, yang juga berisi berisi berbagai tuntutan penculiknya. Tayangan terahir berlangsung April, berisi tuntutan Ansar al-Tawhid Wa-Sunna bagi pembebasan semua tawanan balatentara pimpinan Amerika Serikat di Irak dan memperingatkan bahwa keduanya akan dibunuh jika seruan itu diabaikan. Lebih dari 200 orang asing dan ribuan warga Irak diculik sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat ke Irak tahun 2003. Limapuluh lima warga asing tersandera dilaporkan dibunuh penculiknya, yakni 41 pada tahun 2004, 13 pada 2005 dan satu pada 2006. Sandera tersisa hasil penculikan tahun lalu dan diyakini belum ditemukan di Irak antara lain: Nama Kebangsaan Waktu penculikan Mohammed Haroun Hamad Sudan 9 Maret 2005 Maher Ataya Sudan 9 Maret Nabil Tawfiq Sulaiman Mesir 19 Maret Mitwali Mohammed Qassem Mesir 19 Maret Jeffrey Ake A.S. 11 April Six unidentified Yordania 6 Mei Ali Abdullah Turki 7 Juni Unidentified Turki 21 Juni Samuel Edward Mesir 26 September Abderrahim Boualam Maroko 20 Oktober Abdelkrim El Mouhafidim Maroko 20 Oktober Six unidentified Sudan 23 Desember Moses Munyao Kenya 18 Januari 2006 George Noballa Kenya 18 Januari(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006