Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari mengutuk segala bentuk tindakan terorisme, termasuk aksi bom bunuh diri yang dilakukan Agus Sujarno atau Agus Muslim di Markas Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, Rabu.
"Tentunya kami mengutuk keras segala bentuk tindakan terorisme," kata Ineu Purwadewi ketika dihubungi ANTARA di Bandung, Rabu.
Ineu juga menyampaikan duka mendalam terhadap korban meninggal dunia maupun luka-luka akibat ledakan bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar tersebut.
"Kita turut prihatin atas kejadian ledakan bom di Polsek Astanaanyar dan bagi korban yang meninggal dunia, kami turut berduka, semoga keluarganya diberikan ketabahan," katanya.
Baca juga: Kapolri: Pelaku bom Astanaanyar pernah ditangkap karena bom Cicendo
Peristiwa ledakan bom bunuh diri itu mengakibatkan dua orang meninggal dunia, yakni pelaku bom bunuh diri dan seorang anggota polisi Aiptu Agus Sofyan. Selain itu, sembilan polisi dari Mapolsek Astanaanyar dan seorang warga sipil terluka.
Ineu meminta seluruh masyarakat Jawa Barat untuk tetap tenang, namun waspada setelah peristiwa bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar. "Tetap tenang, jangan panik, waspada harus," katanya.
Baca juga: PBNU kutuk insiden bom bunuh diri di Astanaanyar
Pada kesempatan sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar teridentifikasi bernama Agus Sujarno atau Agus Muslim yang pernah ditangkap karena terlibat peristiwa bom Cicendo pada tahun 2017.
"Yang bersangkutan pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo dan sempat dihukum empat tahun, kemudian pada bulan September atau Oktober 2021 yang bersangkutan bebas. Tentunya kegiatan yang bersangkutan kami ikuti," kata Jenderal Listyo Sigit dalam konferensi pers di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Kapolri menambahkan Agus Muslim juga teridentifikasi berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Listyo Sigit menjelaskan identifikasi itu diperoleh melalui pemeriksaan sidik jari dan pengenalan wajah. Kelompok JAD yang diikuti Agus Muslim berbasis di Bandung, Jawa Barat.
"Tentunya kami mengutuk keras segala bentuk tindakan terorisme," kata Ineu Purwadewi ketika dihubungi ANTARA di Bandung, Rabu.
Ineu juga menyampaikan duka mendalam terhadap korban meninggal dunia maupun luka-luka akibat ledakan bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar tersebut.
"Kita turut prihatin atas kejadian ledakan bom di Polsek Astanaanyar dan bagi korban yang meninggal dunia, kami turut berduka, semoga keluarganya diberikan ketabahan," katanya.
Baca juga: Kapolri: Pelaku bom Astanaanyar pernah ditangkap karena bom Cicendo
Peristiwa ledakan bom bunuh diri itu mengakibatkan dua orang meninggal dunia, yakni pelaku bom bunuh diri dan seorang anggota polisi Aiptu Agus Sofyan. Selain itu, sembilan polisi dari Mapolsek Astanaanyar dan seorang warga sipil terluka.
Ineu meminta seluruh masyarakat Jawa Barat untuk tetap tenang, namun waspada setelah peristiwa bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar. "Tetap tenang, jangan panik, waspada harus," katanya.
Baca juga: PBNU kutuk insiden bom bunuh diri di Astanaanyar
Pada kesempatan sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar teridentifikasi bernama Agus Sujarno atau Agus Muslim yang pernah ditangkap karena terlibat peristiwa bom Cicendo pada tahun 2017.
"Yang bersangkutan pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo dan sempat dihukum empat tahun, kemudian pada bulan September atau Oktober 2021 yang bersangkutan bebas. Tentunya kegiatan yang bersangkutan kami ikuti," kata Jenderal Listyo Sigit dalam konferensi pers di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Kapolri menambahkan Agus Muslim juga teridentifikasi berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Listyo Sigit menjelaskan identifikasi itu diperoleh melalui pemeriksaan sidik jari dan pengenalan wajah. Kelompok JAD yang diikuti Agus Muslim berbasis di Bandung, Jawa Barat.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2022