Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan aksi bom bunuh diri di Markas Kepolisian Sektor Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan tidak menguntungkan siapapun.

"Hentikan segala ideologi kekerasan, setop aksi bom bunuh diri. Apa untungnya bagi kita? Tak ada, yang ada cuma merugikan semua," kata Moeldoko dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Ia mengecam keras aksi bom bunuh diri tersebut dan menyebut insiden itu menyadarkan semua pihak bahwa ideologi yang berlandaskan kekerasan tidak bermanfaat, baik untuk perjuangan ideologi maupun bagi kehidupan masyarakat.

Baca juga: Kapolda sebut pelaku bom Polsek Astanaanyar membawa dua bom

Moeldoko juga meminta semua pihak untuk melihat dan memaknai peristiwa bom bunuh diri di Markas Polsek Astanaanyar sebagai kejadian yang tidak berguna dan hanya membawa kerugian bagi semua masyarakat. "Bahkan merugikan bagi semua pihak," katanya.

Kejadian bom bunuh diri itu, tambah Moeldoko, bukan sekadar kekerasan tapi juga peristiwa kemanusiaan.

"Kita perlu memperkuat modal sosial, keguyuban dan gotong royong sebagai peringatan dini untuk melihat lingkungan sekitar kita," sebutnya.

Baca juga: Kapolda sebut ada 11 korban ledakan bom bunuh diri Polsek Astanaanyar

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Irjen Polisi Suntana pada kesempatan sebelumnya menjelaskan peristiwa bom bunuh diri terjadi Rabu sekitar pukul 08.00 WIB saat anggota Polsek Astanaanyar sedang melaksanakan apel pagi.

Saat itu, pelaku memaksa mendekati anggota polisi yang sedang melaksanakan apel. Kemudian pelaku sempat dihalau masuk oleh beberapa anggota polisi.

"Dan dia mendekat, pelaku tetap berkehendak mendekati anggota, lalu mengacungkan sebuah pisau, tiba-tiba terjadi ledakan," kata Suntana.

Berdasarkan data yang dipaparkan Kantor Staf Presiden (KSP) hingga Rabu siang, insiden bom bunuh diri itu telah mengakibatkan dua orang meninggal dunia, yakni pelaku bom bunuh diri dan seorang anggota polisi.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2022