Magelang (ANTARA News) - Kalangan wisatawan mancanegara (wisman) banyak yang membatalkan rencana kunjungan ke Candi Borobudur Kabupaten Magelang, akibat status Gunung Merapi dari waspada ke siaga, kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Wibowo Setyo Utomo. "Kalangan wisman banyak khawatir mengenai status Merapi, sehingga mereka membatalkan rencana kunjungan ke Candi Borobudur," katanya, di Magelang, Jateng, Selasa. Asosiasi agen perjalanan dan wisata di Yogyakarta, katanya, telah memberitahukan kepada instansinya mengenai kalangan wisman yang banyak membatalkan kunjungan ke Candi Borobudur. Ia tidak menyebut secara rinci angka penurunan kunjungan wisman ke Borobudur sebagai akibat status siaga Merapi. Status Merapi terdiri atas aktif normal, waspada, siaga, dan awas, sedangkan status siaga Merapi sudah diberlakukan sejak 12 April 2006. Pemberitaan media massa tentang peningkatan aktivitas vulkanik Merapi mempengaruhi keputusan wisman membatalkan rencana lawatan ke Borobudur. Padahal, katanya, jarak dari Gunung Merapi ke Candi Borobudur mencapai sekitar 30 kilometer. Sebenarnya wisatawan justru bisa menyaksikan keelokan Gunung Merapi yang terletak di antara Jawa Tengah dengan DI Yogyakarta itu dari puncak Candi Borobudur. "Tetapi orang asing tidak tahu bahwa jarak antara Merapi dengan Borobudur sebenarnya jauh, mencapai sekitar 30 kilometer, jadi aman menonton Merapi dari Borobudur," katanya. Ia mengatakan memperbaiki citra wisata Candi Borobudur saat terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang dikenal dunia sebagai gunung berapi tipe awan panas sangat penting. "TWCB (PT Taman Wisata Candi Borobudur) harus bisa meyakinkan asosiasi agen perjalanan dan wisata maupun wisatawan asing tentang keamanan dan kenyamanan berwisata di Borobudur," katanya. Sementara para wisatawan nusantara (wisnu), katanya, tidak terpengaruh dengan status siaga Merapi, sehingga mereka tetap saja berminat berwisata ke Candi Borobudur. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur Tahun 2005 mencapai sekitar 2,4 juta, sebanyak 150 ribu-200 ribu di antaranya merupakan wisman.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006