Chicago (ANTARA) - Harga emas sedikit terangkat di akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), berbalik menguat dari penurunan tajam sehari sebelumnya.
Namun, masih tetap berada di bawah level psikologis 1.800 dolar AS karena imbal hasil obligasi pemerintah AS melemah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 1,10 dolar AS atau 0,06 persen menjadi ditutup pada 1.782,40 dolar AS per ounce setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di 1.793,20 dolar AS dan terendah sesi di 1.779,10 dolar AS.
Emas berjangka anjlok 28,30 dolar AS atau 1,56 persen menjadi 1.781,30 dolar AS pada hari Senin (5/12) setelah tergelincir 5,60 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.809,60 dolar AS pada hari Jumat (2/12), dan melonjak 55,3 atau 3,14 persen menjadi 1.815,20 dolar AS pada hari Kamis (1/12).
Kenaikan emas pada hari Selasa (6/12) juga merupakan koreksi dari penurunan tajam pada hari Senin (5/12). Meski demikian, indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS akan tetap menjadi pendorong utama harga emas.
Secara teknis, menurut analis pasar, emas telah diperdagangkan naik selama 2—3 minggu dan sebuah higher low muncul di area 1.760 dolar AS hingga 1.765 dolar AS, naik dari level terendah sebelumnya di dekat 1.725 dolar AS.
Investor juga menunggu pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu depan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman pada bulan Maret turun 8,2 sen atau 0,37 persen, menjadi ditutup pada 22,335 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman pada bulan Januari turun 12,1 dolar AS atau 1,2 persen menjadi ditutup pada 995,40 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas anjlok 28,30 dolar, terseret oleh "greenback" yang lebih kuat
Baca juga: Emas jatuh 5,60 dolar, data pekerjaan AS lebih kuat dari perkiraan
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022