Bali (ANTARA) - Dukungan orang tua menjadi motivasi Risalma Agnia untuk mengikuti kejuaraan esport dunia IESF Bali 14th World Esports Championship 2022.
Salah seorang pemain tim nasional CS:GO putri Indonesia dengan nama panggung Oreopheliaa itu mendapat dukungan dari ayah dan ibunya yang hadir secara langsung di Merusaka, Nusa Dua, Bali, Selasa.
Namun, siapa yang sangka Risalma dulu pernah secara sembunyi-sembunyi mengikuti perlombaan esport. Gadis berusia 20 tahun itu mulai suka bermain game sekitar tiga tahun yang lalu ketika dia berada di bangku kelas 2 SMA.
"Awalnya aku sudah ikut turnamen, tapi aku enggak pernah cerita sama orang tua aku, takut ganggu sekolah. Akhirnya baru cerita setelah memenangi beberapa turnamen gitu, baru aku kasih tahu," ujar Risalma.
Baca juga: Indonesia amankan tempat di grand final MLBB kejuaraan esport dunia
Dia kemudian menjelaskan kepada orang tuanya apa itu turnamen esport yang membuat dia berprestasi.
Keraguan juga sempat terbersit di benak sang ayah, Iman. Sebab, untuk dapat mengikuti turnamen, Risalma harus sering izin sekolah karena jadwal berbentrokan dengan jadwal sekolah.
"Saya khawatir sebagai orang tua, karena saya lebih memprioritaskan ke pelajaran ya, untuk masa depan," kata Iman.
Namun, dukungan dari sekolah yang mengizinkan Risalma untuk berkompetisi justru menjadi kebanggaan tersendiri bagi Iman karena pihak sekolah memandang esport sebagai prestasi.
Keberhasilan Risalma mengikuti turnamen dan mendapat sponsor dari klub membuat kedua orang tua menjadi yakin dengan jalan karier yang dipilih anaknya.
"Saya lihat ke depannya ada prestasi, dan tidak mengharapkan penghasilan, tapi secara tidak langsung dengan prestasi sendiri bisa menghasilkan ada gaji. Akhirnya ya sudah saya semangati saja, sebagai orang tua mendukung," ujar Iman.
Baca juga: Bermain agresif, Timnas DOTA 2 Indonesia tumbangkan Aljazair 2-0
Kegemaran Risalma pada dunia esport sempat mengagetkan ibunya. Sebab, mahasiswi yang kini berkuliah di Universitas Katolik Parahyangan Bandung jurusan Hubungan Internasional itu awalnya adalah atlet basket.
Risalma bahkan sempat mengikuti Pra-PON basket untuk provinsi Banten ketika dia di bangku SMA.
Sang ibu, Febi, mengatakan tidak keberatan dengan kegiatan baru yang digemari anaknya tersebut selama aktivitas baru yang dia geluti itu positif.
"Saya kan kerja, teman di kantor juga agak aneh lihat saya, 'kok anak kamu main game di-support,' saya sih selama ini melihat nilai dia bagus, dia kuliah IPK dia juga bagus. Menurut saya, selagi dia ikut permainan positif ya saya dukung saja," kata Febi.
"Yang penting dia serius dengan apa yang dia lakukan. Dia tetap saatnya sholat ya dia sholat, saatnya dia harus belajar ya dia belajar, gitu saja," imbuhnya.
Baca juga: Tim CSGO putri Indonesia menuju final lower bracket usai tekuk Namibia
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2022