Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan penerapan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di lingkungan pendidikan perlu menjadi prioritas dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.
"Germas sangat penting dikampanyekan di lingkungan pendidikan agar anak-anak dapat membudayakan perilaku hidup sehat sejak usia sekolah," kata Muhadjir Effendy pada acara "Germas Award" yang diakses secara daring di Jakarta, Selasa.
Menko PMK mengatakan bahwa setiap anak usia sekolah diharapkan mampu menerapkan pesan-pesan Germas secara aktif di lingkungannya melalui pembelajaran yang didapat di sekolah.
"Karena itu, edukasi, sosialisasi dan praktik-praktik baik di sekolah-sekolah terkait dengan penerapan Germas perlu menjadi prioritas, agar anak-anak Indonesia menerapkan perilaku hidup sehat sejak dini dan tumbuh menjadi SDM unggul dan berkualitas," katanya.
Muhadjir menambahkan bahwa selain edukasi, sosialisasi dan praktik mengenai penerapan perilaku hidup sehat, penyediaan fasilitas fisik juga diperlukan guna menunjang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
"Penyediaan fasilitas fisik di lingkungan pendidikan untuk mendukung Germas, diperlukan secara signifikan untuk memotivasi peserta didik agar senantiasa dapat menerapkan hidup sehat sejak dini, sehingga nantinya akan menjadi budaya di dalam kehidupan mereka," katanya.
Menurut dia, Germas tidak akan bisa menjadi budaya jika tidak ada motor penggeraknya. Hal pertama yang perlu dilakukan, kata dia, adalah dengan meningkatkan partisipasi aktif dari setiap lapisan masyarakat.
Terkait dengan penerapan Germas sejak usia dini, Menko mengatakan bahwa peran orang tua dan tenaga pengajar sangat diperlukan untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat, khususnya untuk mencegah penyakit tidak menular.
Menko menambahkan bahwa berdasarkan Global Burden of Disease 2019, penyakit tidak menular menjadi penyumbang tertinggi kasus kematian dan kecacatan di Indonesia.
"Kasus PTM meningkat dari tahun 2013 hingga tahun 2018. Penduduk yang mengalami hipertensi meningkat menjadi 34,1 persen, diabetes melitus mengalami peningkatan hingga 8,5 persen dan proporsi penduduk dengan obesitas juga meningkat menjadi 31 persen," katanya.
Selain itu, kata dia, berdasarkan data Kemenkes (data Aplikasi Sehat IndonesiaKu) per 2 Desember 2022, dari 6.270.759 orang yang melakukan deteksi dini penyakit tidak menular diperoleh gambaran bahwa sebanyak 2.453.689 orang atau 39,13 persen obesitas, 1.941.170 atau 30,96 persen hipertensi, dan 138.415 orang atau 2,21 persen terdiagnosa diabetes melitus tipe 2.
Baca juga: Kemenko PMK ajak kementerian dan lembaga perkuat penerapan Germas
Baca juga: Menko PMK: Germas jadi poros utama pengendalian penyakit tidak menular
Baca juga: Kemenko PMK: Koordinasi lintas sektor kunci implementasikan Germas
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022