Disrupsi dalam bidang pendidikan menuntut adanya adaptasi dalam berbagai komponen pendidikan.
Yogyakarta (ANTARA) - Akademisi yang juga Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Erni Munastiwi mengatakan dibutuhkan sistem pendidikan pada satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang responsif dan adaptif sesuai dengan tata kelola model pendidikan di abad 21.
"Di tengah ancaman globalisasi, sektor pendidikan, khususnya PAUD, perlu dikelola dengan sebaik mungkin, secara efektif dan efisien untuk membentuk sumber daya manusia yang berkompetensi global, namun berkarakter lokal yang kuat," katanya pada orasi ilmiahnya bertajuk "Model Manajemen PAUD pada Abad 21 dalam Perspektif Keindonesiaan" melalui taklimat media Humas UIN di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, disrupsi dalam bidang pendidikan menuntut adanya adaptasi dalam berbagai komponen pendidikan. Tujuan pendidikan perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kondisi lingkungan sosial dan budaya.
Penguatan kerangka kurikulum pendidikan diperlukan untuk memfasilitasi tercapainya tujuan pendidikan yang baru. Di sisi lain, kebinekaan merupakan kekhasan yang perlu ditonjolkan dalam praktik pendidikan di Indonesia sehingga perlu dipertahankan keberlanjutannya.
"Kurikulum PAUD abad-21 dalam sistem pendidikan perlu mengintegrasikan nilai-nilai sosio-kultural untuk menguatkan karakter lokal. Bilingualisme dalam kegiatan PAUD perlu dipertahankan dan dikenalkan pada anak sejak dini sebagai bagian dari kehidupan sosial," katanya.
Ia mengatakan, model manajemen yang sesuai dengan kebutuhan PAUD pada abad-21 diperlukan untuk menghadapi tantangan ekosistem pendidikan, sehingga diperlukan adanya tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan atau evaluasi yang memadai.
Oleh karena itu, kata dia, yang perlu direncanakan dalam penyelenggaraan PAUD antara lain tujuan pendidikan, kurikulum, sumber daya manusia, lingkungan pembelajaran, sarana dan prasarana serta tata laksana.
"Kemudian dalam tahap pengorganisasian tidak hanya bertumpu peran guru dan lembaga pendidikan saja, tetapi juga membutuhkan keterlibatan berbagai pihak yang merupakan tanggung jawab pemangku kepentingan dalam praktik PAUD kaitannya dengan peran pendistribusian," katanya.
Selanjutnya pada tahap pelaksanaan, satuan PAUD bertugas untuk menjalankan kegiatan pendidikan dengan berpedoman pada kurikulum yang telah disusun pemerintah melalui kementerian dan dinas terkait.
Pada tahap pengendalian, kata Erni Munastiwi, sebagai bentuk evaluasi berkala untuk menjamin model pendidikan yang diterapkan berjalan efektif dan efisien untuk tujuan pendidikan yang dirumuskan, perlu dilakukan evaluasi secara bertingkat, mulai dari guru satuan PAUD hingga pemerintah, sebagai dasar memperbaiki tata kelola pendidikan.
Sementara itu, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,Prof Al Makin mengatakan pendidikan juga harus fleksibel, apalagi pada era globalisasi, kurikulum pendidikan harus siap akan perubahan, serta sarat akan kemungkinan dalam hal desain, penyampaian dan luaran.
Rektor juga mengatakan, pendidikan hendaknya menekankan kemandirian, siap belajar dimana saja, kapan saja, dan tidak pernah berhenti belajar. Pendidikan yang menekankan kemandirian menitik beratkan pada keterampilan penyelesaian masalah dan konsep belajar untuk belajar.
"Saya juga setuju dengan konsep belajar bekerja sama, saling support, saling mendukung, saling maju bersama. Sudah tidak saatnya, kita ingin muncul nama baik dengan menjatuhkan orang lain. Saatnya adalah maju bersama dan saling menguntungkan," demikian Ali Makin.
Baca juga: Kemendikbudristek ingatkan empat elemen wujudkan PAUD berkualitas
Baca juga: PP Aisyiyah dorong lahirnya guru PAUD berkualitas
Baca juga: Mendikbudristek: RUU Sisdiknas masukkan pendidik PAUD sebagai guru
Baca juga: UNICEF: Hanya 34 persen anak Sulsel bisa akses layanan PAUD
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022