Ditemui di posko pengungsian di Desa Penanggal, sejumlah warga mengaku telah didata oleh pihak desa.
"Tadi malam sudah didata untuk huntap tersebut. Semoga kami segera mendapatkan agar bisa pindah," kata Musdalifah, salah satu pengungsi.
Baca juga: Pengungsi Semeru membutuhkan selimut dan tikar
Baca juga: BPBD Malang kirim personel bantu penanganan dampak erupsi Semeru
Musdalifah mengungkapkan, sejak letusan Gunung Semeru pada tahun lalu, pemerintah sudah menawarkan kepada warga dusun untuk pindah ke hunian tetap.
Tahun lalu, ia dan warga lain masih berpikir ulang untuk pindah ke hunian tetap. Warga beranggapan bahwa rumah mereka masih aman dari APG Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di permukaan laut (mpdl).
"Tapi sekarang repot karena lebih besar. Mendekati rumah. Jalurnya tidak ikut jalur yang pertama," ujarnya.
"Dahulu kami masih berani tapi sekarang melihat saja sudah ciut kami," tambah Musdalifah.
Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran dengan jangkauan sejauh tujuh kilometer pada Minggu (4/12), pukul 02.46 WIB. Pada pukul 12.00 WIB, PVMBG mengambil langkah mitigasi dengan menaikkan status Gunung Semeru dari sebelumnya Level III atau Siaga menjadi Level II atau Awas.
Keputusan itu diambil agar warga yang bermukim di kawasan rawan bencana Gunung Semeru mengosongkan daerah mereka dan mengevakuasi diri menuju pengungsian yang telah disediakan di daerah yang aman dari jangkauan erupsi. Dengan demikian, tidak menimbulkan korban jiwa bila sewaktu-waktu gunung api tersebut meletus.
Baca juga: Pengungsi tinggalkan tempat pengungsian untuk cek kondisi rumah
Baca juga: Bupati Lumajang minta masyarakat waspadai lahar dingin Gunung Semeru
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022