Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jendral Bea dan Cukai (BC) akan mengundang Kamar Dagang dan Industri (Kadin) guna membahas penerapan single window di kawasan kepabeanan. "BC sudah menyiapkan diri dalam penerapan single window, namun kita perlu masukan dari Kadin mengenai masalah ini," kata Dirjen BC Anwar Suprijadi di sela inspeksi mendadak di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa. Menurut dia, pihaknya tidak dapat menerapkan single window sendirian tetapi juga harus didukung oleh instansi lain seperti karantina, Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, Pelindo, dan instansi-instansi lainnya. Ia menyebutkan, penerapan single window akan diujicobakan di Tanjung Priok dimulai dengan uji manifes terlebih dahulu. "Kendala penerapan single window ini adalah adanya kesulitan mengintegrasikan sistem dari beberapa instansi seperti karantina, Deperin, dan lainnya. Meskipun demikian diharapkan tidak mundur awal penerapannya yaitu Juni nanti," katanya. single window merupakan salah satu upaya memperlancar arus barang di mana pihak eksportir atau importir hanya berurusan dengan satu intansi yang berwenang.Dalam kesempatan itu, Anwar juga meminta agar pihak Pelindo memisahkan penempatan peti kemas di pelabuhan sehingga tidak menyulitkan BC melakukan pengawasan. "Di beberapa terminal operator, Pelindo mencampuradukkan antara kontainer untuk ekspor, untuk impor, dan antar pulau. Ini menyebabkan teman-teman di BC sulit mengawasi," katanya. Mengenai upaya perbaikan di Ditjen BC, Anwar mengatakan, beberapa langkah akan dilakukan antara lain mempercepat perbaikan sistem informasi sehingga memudahkan pendeteksian jika terjadi penyimpangan. Pengembangan sistem informasi, katanya, juga ditujukan untuk meminimalkan kontak person dengan petugas BC untuk menghindari terjadinya tawar-menawar dengan pihak lain. "Kami juga akan meningkatkan pelayanan sehingga lebih manusiawi. Juga ada komitmen untuk membuat kawasan BC bebas dari pungutan liar dan korupsi," kata Anwar Suprijadi.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006