Jakarta (ANTARA News) - Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan pemberian insentif bagi pengembangan batubara cair secara komersial. Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Informasi dan Komunikasi Sukhyar di Jakarta, Selasa mengatakan, sejumlah insentif yang tengah dipertimbangkan salah satunya berupa pembebasan bea masuk bagi perusahaan yang mengimpor peralatan pengembangan batubara cair. Menurut dia, insentif diperlukan karena batubara cair merupakan sumber energi alternatif. "Kalau demi kepentingan pengembangan energi alternatif, maka pemerintah sudah seharusnya turun tangan seperti memberikan insentif," katanya. Dengan pertimbangan yang sama, lanjutnya, Departemen ESDM juga tengah menyiapkan insentif bagi pengembangan bahan bakar nabati seperti biodiesel dan biotanol. Khusus batubara cair, kata Sukhyar, insentif diberikan juga karena pengusahaannya memerlukan teknologi tinggi. "Saat ini, negara yang menguasai teknologi pengembangan batubara cair adalah Jepang," ujarnya. Sukhyar berharap pemberian insentif akan semakin menarik keinginan investor menanamkan modalnya baik di sektor batubara cair maupun bahan bakar nabati yang merupakan sumber energi alternatif. Penyiapan insentif bagi pengembangan batubara cair tersebut merupakan tindak lanjut Inpres No 2 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Batubara yang Dicairkan Sebagai Bahan Bakar Lain tertanggal 25 Januari 2006. Sesuai Inpres tersebut, Menteri ESDM juga bertugas menetapkan tarif bagi pengembangan batubara cair. "Usulan ini kemudian kita serahkan ke Departemen Keuangan," kata Sukhyar. Dalam Inpres disebutkan Menteri Keuangan akan mengkaji peraturan perundangan di bidang keuangan dalam rangka pemberian insentif dan keringanan fiskal bagi pemanfaatan batubara cair. Selain menetapkan paket kebijakan insentif dan tarif bagi pengembangan batubara cair, tugas Menteri ESDM sesuai Inpres 2/2006 juga menetapkan standar dan mutu batubara cair. "Standar dan mutu batubara cair kini tengah dibahas di Ditjen Migas Departemen ESDM," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006