Manokwari (ANTARA) - Seluruh aparatur sipil negara (ASN) dan tenaga honorer di lingkungan Pemerintah Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat memberikan bantuan berupa dana untuk korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Sekretaris Daerah Kabupaten Manokwari Henri Sembiring di Manokwari, Senin, mengatakan penggalangan bantuan dana itu sesuai instruksi Bupati Manokwari yang diteruskan dari arahan Kementerian Dalam Negeri untuk seluruh daerah di Indonesia agar memberikan perhatian terhadap para korban gempa di Cianjur.

"Ini masih akan berjalan terus. Karena hari ini kami sudah jalan dan baru terkumpul sebanyak Rp11 juta. Kalau langsung disalurkan kayaknya terlalu sedikit," ujar dia.


Dia mencontohkan dalam gempa di NTT pada 2021, pihaknya dapat menyalurkan bantuan dana Rp300 juta.

Baca juga: 500 huntara dibangun PMI untuk warga korban gempa Cianjur
Henri menyebut akan mencoba mengumpulkan dana cukup besar untuk disalurkan kepada korban gempa.

Dengan mencontoh penyaluran dana kepada korban gempa NTT, dia menyebut ada upaya untuk mengajak peguyuban atau ormas kedaerahan untuk memberikan bantuan serupa.

"Jadi kami yakin pasti dana yang ada ini nanti akan bertambah. Kami juga belum dapat petunjuk untuk memberikan bantuan dalam bentuk lain," kata dia.

Sumbangan dana Rp11 juta yang ada, kata Henri, dikumpulkan dari ASN dan tenaga honorer pada Senin setelah apel pagi.

Dia menyebut dana yang terkumpul belum optimal karena pelaksanaan apel dalam keadaan gerimis sehingga banyak pegawai OPD yang berhalangan hadir.

Ia juga memastikan upaya pengumpulan bantuan dana dilakukan lebih awal meskipun Pemprov Papua Barat belum membagikan instruksi dari Kemendagri.

"Kami sudah bergerak karena sudah dapat informasinya. Makanya kami langsung tindak lanjut dan itu disampaikan langsung oleh Pak Bupati," kata dia.


Baca juga: Kementerian PUPR galang dana CSR bangun rumah relokasi di Cianjur
Baca juga: Srikandi PMI dikerahkan bantu penyaluran air bersih ke pengungsian
Baca juga: Badan Geologi: Dalam sumur bor air tanah maksimum 50 m di area bencana

Pewarta: Rachmat Julaini
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022