Jakarta (ANTARA) – PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) kembali mampu mempertahankan peringkat atau rating Insurer Financial Strength (IFS).


Fitch Ratings Indonesia, dalam keterangan resminya, Rabu (30/11/2022), mempertahankan peringkat National Insurer Financial Strength (IFS) Tugure di 'A+(idn)' dengan Outlook Stabil.


Peringkat National IFS 'A' menunjukkan kapasitas yang kuat untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang polis dan terhadap semua kewajiban lainnya di seluruh industri dan jenis kewajiban.


“Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat National Insurer Financial Strength (IFS) PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) di 'A+(idn)' dengan Outlook Stabil,” demikian tertulis dalam keterangan resmi tersebut.


Lebih lanjut dalam keterangan tersebut, Fitch memerinci sejumlah faktor kunci yang mendorong Tugure dalam mempertahankan peringkat tersebut.


Pertama adalah kapitalisasi Tugure memuaskan. Hal ini tampak dari tingkat batas rasio solvabilitas atau rasio modal berbasis risiko (risk based capital/RBC) yang mencapai 212% pada akhir Juni 2022. Sebagai informasi, batas minimum RBC untuk reasuransi sebagaimana ditetapkan oleh Otoritas Jasa keuangan adalah 120%.


Fitch mencatat bahwa rasio RBC Tugu Re itu sebenarnya menurun dari 230% pada akhir 2021. Namun, kondisi itu terjadi akibat penambahan cadangan.


Tugure juga mulai membukukan pertumbuhan premi di tengah masa pemulihan akibat pandemi Covid-19. Fitch mencatat premi bruto Tugure kembali tumbuh sebesar 41% pada semester I/2022, setelah menyusut sebesar 19% pada 2021 dan sebesar 8% pada 2020.


Di sisi lain, Fitch juga menganggap risiko investasi Tugure terbatas mengingat eksposur terhadap aset berisiko terbilang sangat terkendali.


Selain itu, portofolio investasi perusahaan reasuransi ini dinilai tetap likuid dengan kas, setara kas, dan sekuritas pendapatan tetap yang menyumbang sekitar 74% dari aset yang diinvestasikan pada akhir 2021. Portofolio investasi lainnya terdiri dari berbagai instrumen, antara lain saham dan reksa dana.


Sementara itu, Fitch juga menilai mitigasi Tugure atas risiko bencana juga menjadi kekuatan. Pasalnya, Tugure terutama menggunakan excess-of-loss treaties untuk mengurangi paparan bencana dan memantau akumulasi risikonya secara teratur. Reasuransi ini juga dinilai berkolaborasi secara berkala dengan pialang eksternal untuk secara konservatif menilai paparan bencana melalui berbagai alat pemodelan.


Strategi Tugure


Presiden Direktur Tugure Adi Pramana mengonfirmasikan, penurunan RBC pada semester I/2022 itu terjadi akibat penambahan cadangan. Adi menjelaskan sejak 2018, Tugure telah merubah pola pencadangan menjadi lebih konservatif.


Langkah itu, jelasnya, memberikan perubahan yang cukup signifikan bagi kinerja perseroan sejak 2019. Selain itu, kebijakan itu mampu menjaga kinerja perusahaan di tengah merebaknya pandemi Covid-19 yang turut memengaruhi secara masif kondisi ekonomi nasional dan bahkan global.


“Kami ingin memastikan, kami mampu memenuhi kewajiban masa depan dengan mempertahankan rasio RBC di atas 200%, seperti yang dilakukan selama tiga tahun terakhir,” ujarnya, Jumat (2/12/2022).

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022