Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia hingga kini masih menunggu realisasi komitmen dan janji dari negara dan lembaga donor internasional untuk membantu penerapan rencana strategi nasional penanggulangan infeksi virus flu burung (Avian Influenza/AI). Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie di Jakarta, Selasa, mengatakan, hingga kini belum banyak negara atau lembaga donor internasional yang merealisasikan komitmen bantuannya untuk mendukung upaya penanggulangan infeksi virus influenza tipe A subtipe H5N1 itu. "Sampai sekarang belum ada dana internasional yang masuk, satu sen pun kami belum menerima," katanya ketika memberikan sambutan pada peluncuran proyek penyediaan tamiflu dan baju pelindung (Personal Protection Equipment/PPE) yang diprakarsai Dana Intergrasi Jepang-ASEAN. Padahal bantuan tersebut, menurut dia, sangat diperlukan untuk mendukung penerapan strategi nasional penanggulangan infeksi virus flu burung di Tanah Air. "Kita berkeinginan kuat untuk memerangi penyakit ini dan telah membuat rencana strategi nasional tapi kami belum memiliki kapasitas, dana dan pengetahuan yang cukup. Tapi tanpa dukungan regional dan internasional, kita akan menghadapi kesulitan untuk menerapkannya," ujarnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, menurut perhitungan pemerintah, Indonesia membutuhkan dana 900 juta dolar AS untuk menerapkan rencana strategi nasional guna menanggulangi infeksi virus influenza tipe A subtipe H5N1 di Tanah Air untuk periode tiga tahun. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kata dia, menyediakan dana 50 juta dolar AS per tahun sedangkan sektor swasta setidaknya mampu menyediakan dana 20 juta dolar AS per tahun. Ia menambahkan total dana yang bisa dikumpulkan pemerintah untuk menjalankan program dan kegiatan penanggulangan flu burung selama periode tiga tahun sebanyak 200 juta dolar AS dari total kebutuhan sebanyak 900 juta dolar AS. Sedangkan negara-negara donor yang hadir dalam konferensi donor internasional pencegahan flu burung di Beijing bulan Januari lalu, kata dia, baru berjanji akan memberikan bantuan senilai 50 juta dolar AS untuk membantu penanggulangan infeksi AI di Indonesia. Aburizal berharap negara dan lembaga donor internasional segera merealisasikan komitmen bantuannya agar pemerintah bisa menjalankan berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan infeksi flu burung secara intensif. "Itu harus segera dilakukan karena meski belum ada indikasi terjadinya pandemi, namun jumlah kasus cenderung mengalami peningkatan dan dikhawatirkan akan terjadi mutasi yang memungkinkan terjadinya penularan virus antarmanusia," katanya. Saat ini, ia melanjutkan, dari 401 pasien telah diteliti karena diduga atau menduga dirinya terinfeksi virus flu burung di Indonesia 330 di antaranya terbukti tidak terinfeksi flu burung, 128 di antaranya masih diobservasi dan 34 di antaranya dikonfirmasi positif terinfeksi virus AI. Dari 34 pasien yang dinyatakan positif terinfeksi AI, menurut laboratorium rujukan WHO di Hongkong itu, 25 di antaranya meninggal dunia. Sedangkan data terkini dari Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa seorang pasien laki-laki asal Tangerang dengan inisial M (30) juga telah dinyatakan positif terinfeksi virus flu burung menurut laboratorium lokal.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006