kemandirian pangan menciptakan daya tahan yang tinggi terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi dunia
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional mengatakan pengembangan pangan lokal perlu ditingkatkan untuk menciptakan ketahanan dan kemandirian pangan serta mengantisipasi krisis pangan.

"Pengembangan pangan lokal sesuai karakteristik daerah masing-masing akan menjadi kekuatan kita dalam mengantisipasi krisis pangan," kata Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito dalam Webinar Tantangan dan Upaya Pencapaian Kedaulatan dan Kemandirian Pangan Nasional di Jakarta, Senin.

Mego menuturkan dalam mengantisipasi krisis pangan, ketahanan pangan menjadi sangat penting untuk menjaga kedaulatan dan kemandirian pangan. Salah satu jalan keluarnya adalah dengan meningkatkan produksi pangan lokal.

Kemandirian dan kedaulatan pangan perlu diperkuat dengan tidak bergantung pada pangan impor, yakni dengan memanfaatkan keberagaman sumber daya hayati, mengembalikan keberagaman pangan lokal, dan membangun industri berbasis pertanian di perdesaan.

Menurut dia, besarnya potensi sumber daya pangan lokal dan tingginya keanekaragaman hayati yang tersedia di Indonesia sangat memungkinkan untuk mendukung penyediaan pangan yang beragam dan berkualitas.

Baca juga: BRIN: Pembangunan pertanian berorientasi kedaulatan pangan
Baca juga: Pemerintah pacu ekstensifikasi lahan di kawasan lumbung pangan Kalteng

Mego mengatakan ada lima komponen dalam mewujudkan kemandirian pangan, yaitu ketersediaan yang cukup, stabilitas ketersediaan, keterjangkauan, mutu atau keamanan pangan yang baik, dan tidak ada ketergantungan pada pihak luar.

Untuk itu, diperlukan kebijakan untuk meningkatkan produksi termasuk diversifikasi, ketersediaan dan kemudahan akses pasar bagi komoditas pangan lokal.

Diversifikasi dan pengembangan pangan lokal harus memperhatikan pangan yang berasal dari daerah atau kearifan lokal serta diberikan sentuhan teknologi dan inovasi.

"Kemandirian pangan menciptakan daya tahan yang tinggi terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi dunia," ujarnya.

Baca juga: Guru Besar Unbraw sarankan lima konsensus capai kedaulatan pangan
Baca juga: Komisi IV: Badan Pangan bertanggung jawab wujudkan kedaulatan pangan

Mego menuturkan peringatan akan terjadinya krisis pangan dan energi menjadi isu global yang harus diwaspadai oleh semua negara termasuk Indonesia.

Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) telah mengeluarkan peringatan terkait ancaman krisis pangan dunia yang akan berakibat lonjakan harga pada energi, pangan dan pupuk. Itu menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya ketahanan pangan secara global, yang dibarengi dengan krisis iklim dan konflik antara Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan.

Berdasarkan target yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, nilai ketahanan pangan Indonesia sebesar 95,2. Namun, skor ketahanan pangan Indonesia dalam Global Food Security Index berada di peringkat 63 dari 113 negara dengan skor 60,2.

"Kondisi politik dunia yang sarat perubahan menuntut kita bersama tidak sekadar berjuang mewujudkan ketahanan pangan, namun harus mewujudkan kedaulatan pangan. Krisis dunia ini harus dijadikan momentum kedaulatan pangan Indonesia," kata Mego.

Baca juga: Wamentan sebut kedaulatan pangan topang kesuksesan IKN

Baca juga: Mandiri benih menuju kedaulatan pangan

Baca juga: Jalan keluar dari jebakan pangan melalui komoditas sagu dan sorgum

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022