Sydney (ANTARA) - Saham-saham Asia dibuka sedikit lebih tinggi pada Senin, karena investor berharap langkah-langkah melonggarkan pembatasan pandemi di China pada akhirnya akan mencerahkan prospek pertumbuhan global dan permintaan komoditas, sekalipun kebebasan penuh bisa terjadi beberapa bulan lagi.
Berita itu membantu harga minyak menguat karena negara-negara OPEC+ menegaskan kembali target produksi mereka menjelang larangan Uni Eropa dan pembatasan harga minyak mentah Rusia, yang dimulai pada Senin.
Lebih banyak kota di China mengumumkan pelonggaran pembatasan virus corona pada Minggu (4/11/2022) ketika Beijing mencoba membuat kebijakan nol COVID lebih bertarget dan tidak terlalu memberatkan setelah protes baru-baru ini terhadap pembatasan.
"Meskipun pelonggaran beberapa pembatasan belum sama dengan pergeseran besar-besaran dari strategi nol COVID yang dinamis dulu, itu adalah bukti lebih lanjut dari pendekatan yang bergeser dan pasar keuangan tampaknya sangat terfokus pada prospek jangka panjang daripada jangka pendek yang memukul aktivitas karena kasus virus tampaknya akan terus berlanjut," kata Taylor Nugent, seorang ekonom di NAB.
Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang bertambah 0,2 persen, setelah melonjak 3,7 persen minggu lalu ke puncak tiga bulan.
Nikkei Jepang hampir datar, sementara indeks KOSPI Korea Selatan melemah 0,1 persen. S&P 500 berjangka turun 0,2 persen, sementara Nasdaq berjangka tergelincir 0,1 persen.
Pasar kehilangan beberapa momentum akhir pekan lalu setelah laporan penggajian AS yang kuat pada November menentang harapan untuk Federal Reserve yang kurang agresif, meskipun obligasi pemerintah pekan lalu masih berakhir dengan kenaikan kuat.
Memang, imbal hasil surat utang pemerintah 10-tahun telah turun 74 basis poin sejak awal November, secara efektif membatalkan sebagian besar pengetatan kenaikan suku bunga terakhir Fed yang terlalu besar.
Pasar bertaruh suku bunga Fed akan mencapai 5,0 persen dan Bank Sentral Eropa (ECB) sekitar 2,5 persen.
"Tetapi permintaan tenaga kerja AS dan kawasan Euro secara mengejutkan tetap kuat, dan di samping pelonggaran kondisi keuangan baru-baru ini, risikonya bergeser ke suku bunga terminal yang lebih tinggi dari yang diantisipasi untuk Fed dan ECB," kata Bruce Kasman, kepala penelitian ekonomi di JPMorgan.
"Kombinasi ketahanan pasar tenaga kerja dengan inflasi upah yang kaku menambah risiko bahwa Fed akan memberikan perkiraan suku bunga yang lebih tinggi dari 5,0 persen pada pertemuan mendatang dan bahwa konferensi pers Ketua Jerome Powell akan beralih ke panduan yang lebih terbuka mengenai plafon suku bunga jangka pendek."
The Fed akan bertemu pada 14 Desember dan ECB sehari setelahnya. Berbicara pada Minggu (4/12/2022), kepala bank sentral Prancis Francois Villeroy de Galhau mengatakan dia menyukai kenaikan setengah poin minggu depan.
Bank-bank sentral di Australia, Kanada, dan India diperkirakan akan menaikkan suku bunga mereka pada pertemuan minggu ini.
Penurunan tajam dalam imbal hasil AS telah berdampak pada dolar, yang turun 1,4 persen minggu lalu terhadap sekeranjang mata uang ke level terendah sejak Juni.
Dolar kehilangan 3,5 persen terhadap yen dan terakhir diperdagangkan di 134,39 , meninggalkan tertinggi Oktober di 151,94 yen. Euro berdiri di 1,0536 dolar, setelah menambahkan 1,3 persen minggu lalu ke level tertinggi sejak awal Juli.
Penurunan dolar dan imbal hasil telah menjadi keuntungan bagi emas, yang melayang di 1.797 dolar AS per ounce setelah naik 2,3 persen minggu lalu menyentuh level tertinggi empat bulan.
Harga minyak melambung setelah OPEC+ setuju untuk tetap pada target produksi minyaknya pada pertemuan Minggu (4/12/2022).
Kelompok Tujuh (G7) dan negara-negara Uni Eropa pada Senin akan memberlakukan batas harga 60 dolar AS per barel pada minyak lintas laut Rusia, meskipun belum jelas apa dampaknya terhadap pasokan dan harga global.
Brent naik 1,14 dolar AS menjadi diperdagangkan di 86,71 dolar AS per barel, sementara minyak mentah AS naik 1,00 dolar AS menjadi diperdagangkan di 80,98 dolar AS per barel.
Baca juga: Saham Asia dibuka cenderung datar jelang data penggajian AS
Baca juga: Saham Asia naik, dolar melemah seiring melambatnya kenaikan suku bunga
Baca juga: Saham Asia naik setelah Powell isyaratkan perlambatan suku bunga
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022