Kota Bengkulu (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada Oktober 2022 nilai ekspor manggis asal Bengkulu melalui bandara Soekarno Hatta ke Thailand mencapai Rp60 juta.

"Kami mencatat ada ekspor manggis pada Oktober 2022 ke Thailand, walaupun kegiatan ekspor nya melalui Bandara Soekarno-Hatta," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal di Kota Bengkulu, Minggu.

Ia menyebutkan selama ini Provinsi Bengkulu belum pernah melakukan ekspor buah manggis ke luar negeri, namun pada Oktober 2022 Bengkulu telah melakukan ekspor ke Thailand.

Dengan adanya kegiatan ekspor buah manggis, menandakan bahwa komoditas pertanian di Provinsi Bengkulu cukup diminati oleh pasar luar negeri.

Baca juga: Manggis dari perkebunan Purwakarta diekspor ke China

Kata dia, nilai ekspor manggis dari Bengkulu ke Thailand mencapai Rp60 juta dengan total ekspor mencapai 1,5 ton dan manggis di Thailand seharga 100 baht atau Rp40 ribu per kilogram.

"Namun kami belum mengetahui siapa yang melakukan kegiatan ekspor tersebut, apakah pengusaha manggis dari luar daerah atau Bengkulu," ujarnya.

Lanjut Rizal, potensi ekspor manggis di Provinsi Bengkulu cukup besar, sebab produksi manggis di daerah setiap tahunnya mencapai ribuan ton.

Pada 2021, produksi manggis di Bengkulu tercatat sebanyak 5.045 ton atau meningkat 89,89 persen di bandingan 2020 yang tercatat sebesar 2.657 ton.

"Sehingga Provinsi Bengkulu memiliki potensi ekspor yang besar dengan hasil produksi sebanyak itu," terangnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Karantina Pertanian Provinsi Bengkulu Bukhari mengatakan buah manggis (Garcinia mangostana) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki bentuk dan cita rasa buah yang khas serta kandungan nilai gizi yang baik untuk kesehatan.

Sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen mancanegara dan menjadikan buah manggis sebagai komoditas ekspor potensial dan bernilai ekonomi tinggi.
"Peminat buah ini cukup banyak di luar negeri, karena manggis dari Bengkulu itu punya bentuk dan cita rasa yang khas," sebutnya.

Oleh karena itu, pihaknya mendukung kegiatan ekspor manggis langsung dari Bengkulu, bahkan siap membantu pelaku usaha di daerah Bengkulu untuk memenuhi persyaratan ekspor seperti fitosanitari dan keamanan pangan.

Untuk memastikan dan menjamin bahwa ekspor buah manggis dapat memenuhi persyaratan fitosanitari, maka diperlukan sistem sertifikasi fitosanitari melalui pendekatan pengelolaan/manajemen risiko OPT.

Seperti kebun yang telah diregistrasi hingga pengiriman ekspor buah manggis ke luar negeri, namun saat ini Bengkulu belum ada pelaku usaha yang secara khusus mengelola buah manggis sehingga penerapan sistem sertifikasi fitosanitari belum ada di Bengkulu.

"Oleh sebab itu pihaknya mendorong agar ada pelaku usaha yang bisa mengelola manggis secara baik dan bermutu agar bisa dilakukan ekspor langsung dari Bengkulu," jelas Bukhari.

Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022