Abu Dhabi (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan dengan ulama dan intelektual muslim terkemuka di dunia, Dr. Yusuf Al-Qardhowi, di Doha, ibukota Qatar, pada pada Senin siang waktu setempat. Kepada pers di Abu Dhabi, Senin petang, Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal mengatakan pada pertemuan itu kedua tokoh tersebut membicarakan berbagai masalah yang dihadapi umat Islam di dunia. "Doktor Yusuf Qardhowi mengharapkan umat Islam tidak terjerumus ke dalam sikap ekstrimisme, sehingga sikap yang harus ditampilkan adalah kemoderatan," katanya. Dino mengatakan dalam pertemuan itu Yusuf Qardhowi yang juga merupakan Ketua Mejelis Fatwa Ulama se-Eropa menyatakan bahwa umat Islam di dunia, yang jumlahnya mencapai satu miliar jiwa lebih, membutuhkan pemimpin-pemimpin yang dekat dengan umatnya. Manurut Qardhowi saat ini umat Islam kekurangan pemimpin atau tokoh yang dekat dengan umatnya. Pada kesempatan itu, kata Dino, Presiden mengundang Qardhowi untuk mengunjungi Indonesia dalam waktu dekat. Sebelum menerima tokoh ulama terkemuka di dunia itu, Presiden didampingi Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengunjungi stasiun televisi terkemuka Al Jazeera di Doha. Ketika berbincang-bincang dengan pemimpin televisi terkemuka di Arab itu Presiden menyampaikan harapannya agar Al Jazeera dapat mencerminkan suara umat Islam. Al Jazeera dan pemberitaannya diharapkan dapat memberikan cerminan bahwa media massa yang dimiliki umat Islam juga bisa berada di garis terdepan dalam era globalisasi. Presiden dan rombongan mendapatkan penjagaan cukup ketat ketika mengunjungi Al Jazeera. Selanjutnya, usai melakukan kegiatan di Qatar Presiden dan Ibu Negara Ani Yudhoyono, kedua putranya Agus Harimurti dan Eddhie Baskoro serta menantunya Anisa Pohan melanjutkan perjalanan ke Abu Dhabi, Ibukota Persatuan Emirat Arab. Staf Khusus Kepresidenan Yenny Abdurahman Wahid juga terlihat ikut serta dalam rombongan Presiden tersebut. Setibanya di Abu Dhabi Presiden mengadakan pertemuan dengan pengusaha setempat dan meminta mereka untuk menanamkan investasi di indonesia dan meningkatkan kerja sama perdaganan dengan Indonesia. (*)
Copyright © ANTARA 2006