Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menekankan pentingnya pemeliharaan dan kelestarian Sungai Ciliwung yang dapat diwariskan kepada anak cucu.
"Saya harap partisipasi aktif dari seluruh pihak untuk bersama-sama dapat menjaga dan mempertahankan kebersihan Sungai Ciliwung sehingga kita dapat mewariskan mata air ke anak cucu kita," kata Basuki dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Kementerian PUPR mendorong masyarakat untuk turut peduli terhadap pemeliharaan dan kelestarian Sungai Ciliwung. Salah satu upaya yang terus dilakukan adalah mengkampanyekan Gerakan Bersih dan Sehat Bersama Ciliwung yang dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air di sekitar kawasan Sungai Ciliwung, Jakarta.
Basuki mengatakan, dengan Gerakan Ciliwung Bersih diharapkan seluruh elemen masyarakat dapat menyadari mengenai pentingnya menjaga dan mempertahankan kebersihan Sungai Ciliwung yang membentang di jantung Ibu Kota DKI Jakarta.
Ia mengharapkan komitmen ini mampu mendorong tumbuhnya upaya-upaya dari seluruh kalangan masyarakat dalam mendukung pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.
Baca juga: Heru sebut proyek sodetan Ciliwung selesai April 2023
Kegiatan peduli Sungai Ciliwung ini bagian dari serangkaian acara dalam memperingati Hari Bakti PU ke-77 Tahun 2022. Adapun kegiatan yang dilaksanakan mulai dari edukasi pemahaman Sungai Ciliwung melalui lomba mewarnai yang diikuti oleh anak-anak TK, penanaman pohon, operasi semut atau gotong royong bersih-bersih sampah di sekitar pinggiran sungai.
Kegiatan tersebut diikuti oleh masyarakat, komunitas, dan TNI serta kegiatan dayung menyusuri Sungai Ciliwung sepanjang 3,5 kilometer oleh atlet Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) DKI Jakarta.
Sementara itu, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Adenan Rasyid mengatakan kegiatan bersih-bersih merupakan salah satu upaya mendukung penanganan banjir Sungai Ciliwung di wilayah hilir. Penanganan banjir di suatu wilayah sungai harus dikerjakan secara sistemik dari hulu sampai ke hilir.
"Penanganan banjir secara teknikal memang penting, seperti pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi di wilayah hulu Sungai Ciliwung, tetapi yang tidak kalah penting juga di wilayah hilirnya bagaimana menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai," kata Adenan.
Baca juga: Warga terkena dampak normalisasi Kali Ciliwung telah terima kompensasi
Baca juga: Pemprov DKI usul anggaran normalisasi Sungai Ciliwung Rp700 miliar
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022