promosi kesehatan betul-betul menjadi keperluan masyarakat bukan hanya sebagai program bagi Dinkes sajaSamarinda (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur memberikan edukasi pentingnya gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) kepada sejumlah elemen masyarakat diantaranya perangkat daerah, organisasi profesi, tenaga kesehatan dan media massa di wilayah setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim dr Jaya Mualimin di Samarinda, Jumat, mengatakan, kegiatan ini sangat penting untuk melakukan satu kemitraan dan mengedukasi masyarakat agar bisa memberikan kontribusi yang positif dalam promosi dan mensukseskan program kesehatan atau pembangun kesehatan di Kaltim.
Menurut Jaya, germas sebagai upaya meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap orang untuk hidup sehat serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Apalagi di masa pandemi COVID-19 ini, perlu pengetahuan dalam peningkatan gizi, menyadari pentingnya hal tersebut.
"Ini penting sekali agar kampanye dan promosi kesehatan betul-betul menjadi keperluan masyarakat bukan hanya sebagai program bagi Dinkes saja," katanya.
Baca juga: Prevalensi stunting di Kaltim turun 5,29 persen
Baca juga: Cegah stunting di Kaltim dengan asupan protein hewani
Jaya menjelaskan status gizi masyarakat merupakan salah satu penentu keberhasilan memperoleh SDM yang berkualitas di masa yang akan datang, sementara itu perkembangan masalah gizi (stunting, gizi kurang, dan gizi lebih) di beberapa daerah masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Lanjutnya, keperluan promosi maupun edukasi terhadap masyarakat menjadi hal utama dalam mendidik, mengedukasi seluruh komponen yang ada di masyarakat, karena tanpa pengetahuan yang ter-update dari masyarakat semua program tidak mungkin berjalan dengan baik.
Penanggulangan masalah gizi harus didukung bersama-sama Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, Dunia Pendidikan, Media Massa, Masyarakat Umum, dan lainnya.
Hal ini semua dilakukan agar penurunan stunting dapat dipercepat dan dapat terjadi secara merata di seluruh wilayah Provinsi Kaltim.
Selain itu keberhasilan upaya Percepatan Penurunan Stunting dan masalah gizi tidak bisa diselesaikan oleh Dinas kesehatan saja, tapi diperlukan dukungan lintas sektor terkait termasuk Organisasi Profesi, Dunia Pendidikan, Dunia Usaha dan Media Massa.
Kegiatan diikuti 52 peserta terdiri dari Perangkat daerah, Organisasi Profesi, Tenaga Kesehatan maupun media massa. Menghadirkan 4 narasumber dari Dinkes Kaltim, Diskominfo Kaltim, Biro Adpim dan KPID Kaltim.
Baca juga: Pemprov Kaltim targetkan penurunan kasus stunting 14 persen pada 2024
Baca juga: Seluruh OPD diinstruksikan terlibat dalam penanganan kekerdilan
Jaya menjelaskan status gizi masyarakat merupakan salah satu penentu keberhasilan memperoleh SDM yang berkualitas di masa yang akan datang, sementara itu perkembangan masalah gizi (stunting, gizi kurang, dan gizi lebih) di beberapa daerah masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Lanjutnya, keperluan promosi maupun edukasi terhadap masyarakat menjadi hal utama dalam mendidik, mengedukasi seluruh komponen yang ada di masyarakat, karena tanpa pengetahuan yang ter-update dari masyarakat semua program tidak mungkin berjalan dengan baik.
Penanggulangan masalah gizi harus didukung bersama-sama Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, Dunia Pendidikan, Media Massa, Masyarakat Umum, dan lainnya.
Hal ini semua dilakukan agar penurunan stunting dapat dipercepat dan dapat terjadi secara merata di seluruh wilayah Provinsi Kaltim.
Selain itu keberhasilan upaya Percepatan Penurunan Stunting dan masalah gizi tidak bisa diselesaikan oleh Dinas kesehatan saja, tapi diperlukan dukungan lintas sektor terkait termasuk Organisasi Profesi, Dunia Pendidikan, Dunia Usaha dan Media Massa.
Kegiatan diikuti 52 peserta terdiri dari Perangkat daerah, Organisasi Profesi, Tenaga Kesehatan maupun media massa. Menghadirkan 4 narasumber dari Dinkes Kaltim, Diskominfo Kaltim, Biro Adpim dan KPID Kaltim.
Baca juga: Pemprov Kaltim targetkan penurunan kasus stunting 14 persen pada 2024
Baca juga: Seluruh OPD diinstruksikan terlibat dalam penanganan kekerdilan
Baca juga: Dinkes: 870 warga Kutai Barat-Kaltim terindikasi "stunting"
Pewarta: Arumanto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022