Jakarta (ANTARA) - Pelatih Belanda Louis van Gaal Jumat membalas liputan "negatif" media negaranya soal taktik timnya di Piala Dunia 2022 menjelang pertandingan babak 16 besar melawan Amerika Serikat.
Pelatih berusia 71 tahun itu tidak terkalahkan dalam rekor 10 pertandingan Piala Dunia sebagai pelatih. Ia juga membawa Belanda finis di urutan ketiga pada 2014 di Brazil, di mana mereka kalah dari Argentina melalui adu penalti di semifinal.
Tetapi pers Belanda berulang kali mengkritik taktiknya, mengatakan tim saat ini terlalu pragmatis dan tidak memainkan gaya menyerang yang pertama kali dikenal Belanda pada tahun 1970-an.
"Pada 2014 persis sama, tidak berbeda, sangat negatif," kata Van Gaal dalam konferensi pers prapertandingan jelang laga hari Sabtu, seperti dikutip AFP.
“Dan, hal yang persis sama sekarang, sama saja, jadi saya sudah terbiasa dan saya pikir para pemain saya juga sudah terbiasa.
"Jadi kami akan dengan tenang melanjutkan jalan yang telah kita lalui."
Van Gaal kembali dari masa pensiunnya tahun lalu untuk melatih tim nasional Belanda ketiga kalinya, tetapi mengisyaratkan dia bisa terbuka untuk mengambil pekerjaan lain setelah Piala Dunia, di mana dia berulang kali mengatakan timnya bertujuan untuk menjadi juara dunia.
Baca juga: Belanda awali Piala Dunia dengan torehkan kemenangan atas Senegal
Belanda memuncaki Grup A dengan kemenangan 2-0 atas Senegal dan Qatar dan hasil imbang 1-1 melawan Ekuador.
Roberto Martinez mengundurkan diri sebagai pelatih Belgia setelah tersingkir secara mengejutkan di fase grup menyusul hasil imbang tanpa gol melawan Kroasia pada Kamis.
Van Gaal tidak akan mengesampingkan menerima pekerjaan untuk tim Belgia jika ditawarkan kepadanya.
"Kami ingin menjadi juara dunia jadi kami memiliki empat pertandingan di depan kami dan kemudian kami akan melihat apakah ada tawaran di atas meja," katanya.
"Jika kami menjadi juara dunia, akan ada tawaran, tapi kami (belum) menjadi juara dunia. Jika saya percaya media Belanda, kita tidak akan pernah menjadi juara dunia."
AS, seperti Belanda, gagal lolos ke Piala Dunia 2018 tetapi tampil mengesankan di Qatar, bermain imbang dengan Wales dan Inggris sebelum mengalahkan Iran.
Baca juga: Pulisic bawa AS sisihkan Iran dan masuk 16 besar Piala Dunia
"Mereka memiliki tim yang luar biasa, bahkan saya bisa mengatakan mereka salah satu tim terbaik," tambah Van Gaal.
"Ini akan menjadi pertandingan yang sulit tetapi tidak ada yang tidak bisa kami atasi. Kami juga memiliki tim yang bagus.
"Tapi saya tidak akan meremehkan AS. Menurut saya mereka adalah contoh dari tim yang bagus. Ada tim yang berkembang bukan tim yang bagus tetapi memiliki kualitas individu yang hebat."
Pertandingan di Stadion Internasional Khalifa akan memulai fase sistem gugur, dengan kemungkinan perpanjangan waktu dan adu penalti.
Van Gaal populer ketika memasukkan kiper cadangan Tim Krul saat kemenangan adu penalti atas Kosta Rika pada 2014, sebelum timnya kemudian kalah adu penalti dari Argentina.
"Pada 2014 kami adalah skuat terbaik di lapangan tapi kalah karena adu penalti," katanya.
"Saya belajar dari pelajaran itu. Untuk memperbesar peluang kami membutuhkan penendang penalti yang memiliki semua kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk menembak penalti, hal yang sama berlaku untuk penjaga gawang."
Baca juga: Louis van Gaal akui dirinya sedang berjuang melawan kanker prostat
Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022