Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan potensi ancaman adanya pandemi baru, krisis perubahan iklim atau climate change hingga tekanan situasi geopolitik menekan ekonomi yang sedang berproses dalam tahap pemulihan.
“Dunia memang akan terus dihadapkan pada beberapa masalah dan ini sudah diprediksi karena polanya kelihatannya,” katanya dalam Business Forum Rapimnas Kadin 2022 di Jakarta, Jumat.
Sri Mulyani mengingatkan bahwa COVID-19 bukan pandemi yang terakhir karena pasti akan muncul siklus pandemi-pandemi selanjutnya di masa depan sehingga harus diantisipasi.
Sementara dunia menyiapkan potensi kemunculan pandemi baru, ternyata terdapat ancaman lain yang sedang mengantri untuk menyerang global yaitu perubahan iklim.
Baca juga: Sri Mulyani sebut situasi ekonomi global sangat dinamis dan sulit
Ia mengatakan jika dunia terus di dalam trayektori kenaikan suhu maka akan menimbulkan dampak perubahan musim yang berakibat signifikan pada perekonomian dan keuangan.
Selain itu, siklus kerja sama antar negara secara global yang dulunya tidak pilih-pilih sekarang sedang terjadi fragmentasi hingga menimbulkan geopolitik dan semakin memperberat perekonomian.
Sri Mulyani menuturkan fragmentasi secara geopolitik tersebut juga memiliki relevansi yang besar terhadap perekonomian Indonesia karena peta dari investasi bahkan perdagangan menjadi berubah.
Menurut dia, sekarang konsep mengenai supply chain tidak hanya mencari tempat yang dianggap paling murah dan paling efisien tapi juga memilih berdasarkan kriteria apakah negara tersebut teman atau bukan teman.
“Ini yang menimbulkan banyak perubahan dan kemudian berdampak pada perekonomian kita karena perekonomian kita selain posisi secara geografis, posisi di ASEAN juga termasuk G20,” katanya.
Baca juga: Menkeu harap investasi tumbuh 5 persen agar ketahanan ekonomi terjaga
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022