Kita sebagai anak muda, 10 tahun lagi, 20 tahun lalu, kita semua yang akan menjadi pemimpin, atau suatu saat nanti jadi pemimpin dunia kita enggak pernah tahu. Jadi memang masa depan ada di tangan kita dan kita sendiri akan merasakannyaJakarta (ANTARA) - Direktur Program 2030 Youth Force Indonesia, Tirza Listiarani mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), sangat memerlukan kontribusi dari berbagai pihak terutama anak muda.
"Kita sebagai anak muda, 10 tahun lagi, 20 tahun lalu, kita semua yang akan menjadi pemimpin, atau suatu saat nanti jadi pemimpin dunia kita enggak pernah tahu. Jadi memang masa depan ada di tangan kita dan kita sendiri akan merasakannya," kata perempuan yang akrab disapa Sasa itu dalam SDGs Annual Conference 2022 yang digelar secara hibrida di Jakarta, Jumat.
"Di 2030 Youth Force Indonesia, karena kita selalu bicara meaningful of youth participation, kita selalu bilang nothing about youth without youth is for youth, jadi enggak ada untuk orang muda tanpa orang muda," tambahnya.
Pegiat lingkungan dan pendidikan berkelanjutan Ni Kadek Putri Adnyaningsih pada kesempatan yang sama juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, anak muda harus terlibat dalam pencapaian SDGs karena memiliki kekuatan serta potensi dalam berbagai hal seperti inovasi dan berpikir kritis.
Selain itu, kata dia, Indonesia juga akan menapaki bonus demografi di mana jumlah usia produktif akan mencapai 70 persen.
"Kita masuk dalam salah satu persentase usia produktif itu, Jadi kenapa kita perlu berkontribusi, karena kita potensial banget untuk bergerak di isu-isu ini, melakukan aksi, karena kita punya power itu, power to movement. Jadi saya ajak teman-teman semua untuk menyatukan power itu," katanya.
Agar dapat berkontribusi dalam pencapaian SDGs, Rafael Angouw selaku founder Reeformers, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak pada bidang pelestarian ekosistem laut, mengajak anak muda untuk percaya diri dan terus belajar.
"Jangan pernah minder, jangan pernah berpikir saya masih terlalu muda atau saya kurang ilmu atau kurang pengetahuan. Kekurangan kita itu adalah motivasi untuk belajar terus. Semua orang bisa berkontribusi pada goals SDGs," kata anak muda berusia 15 tahun itu.
Ia menambahkan, membangun jejaring juga menjadi hal yang sangat penting agar nantinya dapat bekerja sama dan saling melengkapi kekurangan yang ada.
Baca juga: Bappenas sebut generasi muda antusias terhadap SDGs
Baca juga: Dukung SDGs Habitat Indonesia beri pelatihan kepemimpinan anak muda
Baca juga: Bappenas-UNDP ajak kaum muda bangun SDA kelautan berkelanjutan
Baca juga: Pemerintah ajak milenial jaga kebersihan laut lewat Festival SDGs 2019
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022