Pertumbuhan ekonomi NTB pada 2023 diperkirakan masih bisa tumbuh positif di tengah ekonomi global yang mengalami tren perlambatan karena dipengaruhi oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu fragmentasi ekonomi,.....

Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat tetap optimistis pertumbuhan ekonomi NTB pada 2023 masih bagus meskipun ekonomi global mengalami tren perlambatan.

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, Achmad Fauzi di Mataram, Jumat, menyebutkan perkiraan pertumbuhan ekonomi NTB pada 2023 berada pada kisaran 4,8 persen hingga 5,6 persen (yoy).

"Pertumbuhan ekonomi NTB pada 2023 diperkirakan masih bisa tumbuh positif di tengah ekonomi global yang mengalami tren perlambatan karena dipengaruhi oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu fragmentasi ekonomi, perdagangan, dan investasi, serta dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif," katanya.

Baca juga: Menkeu harap investasi tumbuh 5 persen agar ketahanan ekonomi terjaga

Sepanjang 2022, menurut Fauzi, perekonomian NTB secara konsisten mencatatkan pertumbuhan yang tinggi mencapai 7,10 persen pada triwulan III-2022. Sementara inflasi NTB pada Oktober 2022 tercatat sebesar 6,57 persen (yoy).

Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh peningkatan kinerja lapangan usaha utama seperti lapangan usaha pertanian dan transportasi, serta pertambangan yang masih tumbuh tinggi.

Selanjutnya, dari sisi sistem pembayaran tunai, rata-rata perputaran uang mencapai Rp1,48 triliun sepanjang 2022, sedangkan untuk sistem pembayaran non-tunai terus mengalami pertumbuhan terutama transaksi digital (QRIS) telah mencapai 203.254 pengguna atau tumbuh 589 persen (ytd).

"Mencermati perkembangan indikator terkini, Bank Indonesia memprakirakan ekonomi NTB tumbuh untuk keseluruhan tahun 2022 pada kisaran 6,4-7,2 persen (yoy)," ujarnya.

Baca juga: Airlangga: Akselerasi ekonomi penting guna ciptakan lapangan kerja

Ia mengatakan sejumlah inisiatif Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB pada 2023 antara lain, mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi biaya melalui program pertanian digital dan onboarding usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Selain itu, mengoptimalkan daya saing komoditas ekspor non-tambang, melakukan pemulihan aktivitas ekonomi produktif yang berdimensi masyarakat dan UMKM secara end to end proses, dan mendorong pengembangan ekonomi syariah melalui hebitren dan masyarakat ekonomi syariah.

"Kami juga mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui ketersediaan uang rupiah layak edar, meningkatkan dan memperluas transaksi menggunakan QRIS, serta mendorong pertumbuhan kredit yang seimbang dan inklusif pada sektor-sektor prioritas," ucap Fauzi.

Pewarta: Awaludin
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022