Singapura (ANTARA) - Harga minyak tergelincir di awal perdagangan Asia pada Jumat pagi, karena dolar AS memangkas beberapa penurunannya, sedangkan pelonggaran pembatasan COVID-19 di dua kota di China membatasi penurunan.
Minyak mentah berjangka Brent turun 11 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 86,77 dolar AS per barel pada pukul 01.28 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS kehilangan 14 sen atau 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 81,08 dolar AS per barel.
Dolar AS, yang biasanya diperdagangkan terbalik dengan minyak, bergerak lebih tinggi setelah merosot ke posisi terendah 16 minggu terhadap sekeranjang mata uang utama menyusul data yang menunjukkan belanja konsumen AS meningkat dengan solid pada Oktober.
Namun, kedua harga acuan minyak berada di jalur untuk kenaikan mingguan pertama mereka setelah penurunan tiga minggu berturut-turut, karena pembatasan COVID-19 dilonggarkan di dua kota besar China.
Kota Guangzhou dan Chongqing mengumumkan pelonggaran pembatasan COVID pada Rabu (30/11/2022).
Sementara itu, Uni Eropa untuk sementara menyetujui batas harga 60 dolar AS per barel untuk minyak lintas laut Rusia dengan mekanisme penyesuaian untuk mempertahankan batas tersebut pada 5,0 persen di bawah harga pasar, menurut diplomat dan dokumen yang dilihat oleh Reuters.
Semua pemerintah Uni Eropa harus menyetujui perjanjian tersebut dalam prosedur tertulis paling lambat pada Jumat. Polandia, yang telah mendorong agar batas itu serendah mungkin, belum mengonfirmasi akan mendukung kesepakatan itu, kata seorang diplomat Uni Eropa.
Baca juga: Harga minyak melemah di sesi akibat ketidakpastian OPEC+
Baca juga: Minyak naik di Asia dipicu pasokan ketat, optimisme permintaan China
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022