"Memang urgensi sebagai bangsa majemuk adalah memerlukan sarana. Asrama Mahasiswa Nusantara bisa sebagai tempat kaderisasi pemimpin masa depan yang melihat perbedaan justru yang menyatukan sebagai bangsa," kata Romo Benny Susetyo, dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Benny menilai AMN layak disebut tempat kaderisasi pemimpin masa depan, karena mahasiswa di sana terdiri dari multi etnis dan budaya. Mereka kata dia beraktivitas bersama sehingga bisa mengalami perbedaan dalam kehidupan secara langsung.
"Itu sangat penting untuk pembangunan bangsa di masa depan. Dari mahasiswa sudah menerima perbedaan. Ini satu pendidikan yang baik agar generasi ini bisa beradaptasi," ujar Benny.
Baca juga: Kepala BIN: AMN Surabaya jadi model rumah kebhinekaan
Baca juga: Gubernur Jatim kunjungi AMN Surabaya pastikan kesiapan pemanfaatan
Untuk bisa mengelola segala perbedaan, masyarakat harus mendapatkan pemahaman, setidaknya sejak usia remaja. Oleh karena itu pembangunan sarana seperti Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) diyakini bisa mendukung generasi muda saling mengenal perbedaan satu sama lain.
Benny berharap pemerintah bisa membuat program semacam itu lebih banyak, tidak hanya untuk mahasiswa, tapi juga menyentuh generasi di level SMA. AMN mestinya dibangun di semua provinsi.
"Di kelompok pelajar juga perlu dibuat semacam rekayasa budaya untuk mengalami perbedaan. Misal, anak SMA daerah lain bisa kenal anak-anak SMA di Jawa. Itu akan membentuk karakter dan kepribadian yang baik. Harus ada program di mana anak-anak SMA dari berbagai daerah bisa belajar bersama," ucapnya.
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan Asrama Mahasiswa Nusantara di Surabaya
AMN memfasilitasi mahasiswa dari timur Indonesia. Para mahasiswa mendapatkan beasiswa penuh LPDP dari Kemenkeu selama berkuliah, termasuk biaya hidup.
Selain Surabaya, pemerintah juga merencanakan membangun AMN di sejumlah kota besar seperti Makassar, Sulawesi Selatan dan Manado, Sulawesi Utara.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022