Skenario pertandingan
Kosta Rika memang tangguh tetapi tak diimbangi oleh ketajaman di depan gawang lawan bisa menjadi bumerang kala menghadapi Jerman yang jeli memanfaatkan kelemahan dan maraton dalam melancarkan tekanan.
Tetapi Jerman membutuhkan perubahan-perubahan besar dalam skuadnya termasuk memasukkan Leroy Sane dan Niclas Fullkrug sejak menit pertama sehingga mendapatkan hasil maksimal dalam laga yang dilangsungkan di Stadion Al Bayt itu.
Di atas kertas Die Mannschaft bisa menghancurkan Los Ticos yang memiliki pertahanan yang kuat dan melakukan semua yang mereka bisa agar finis dua besar.
Sukses menggebuk Jepang 1-0 mustahil membuat pelatih Kosta Rika Suarez mengubah starting lineup, kecuali situasi luar biasa seperti dihadapi bek tengah Francisco Calvo yang mendapatkan kartu kuning kedua saat melawan Jepang sehingga terkena skorsing satu pertandingan.
Itu malah membuat Kosta Rika bertahan memasang tiga bek tengah dalam formasi 5-4-1 yang menyisakan Anthony Contreras sendirian di ujung serangan mereka.
Tak hanya energi yang dibutuhkan, melawan tim sekuat Jerman, Kosta Rika membutuhkan kiprah pemain-pemain berpengalaman seperti bek tengah Juan Pablo Vargas.
Vargas akan bermitra dengan Oscar Duarte dan Kendall Watson di jantung pertahanan yang diapit bek kanan Keysher Fuller dan bek kiri Bryan Oviedo.
Sebelum Jerman bisa meneror pertahanan Kosta Rika itu, kuartet gelandang Gerson Torres, Celso Borges, Yeltsin Tejeda, dan Joel Campbell akan mati-matian mematahkan serangan Jerman baik dari tengah maupun dari sayap.
Keempat gelandang terutama yang berada dalam posisi lebih maju akan membuka ruang untuk Anthony Contreras dalam melancarkan serangan balik, karena inilah yang paling dilakukan Kosta Rika saat menghadapi tim kuat yang dipaksa harus menang.
Jerman sendiri akan menempatkan pemain-pemain yang bernaluri menyerang tinggi sekaligus memiliki kelebihan dalam menciptakan kreativitas karena hampir bisa dipastikan Kosta Rika akan bertahan nyaris total dan mengandalkan serangan balik.
Di sini, pelatih Hansi Flick akan memasang sejak awal Leroy Sane, apalagi pemain Bayern Muenchen ini sudah pulih dari masalah lutut.
Kini Flick nyaris tidak mendapatkan masalah dalam menurunkan pemain mana yang harus diturunkan.
Satu-satunya masalah besar yang dihadapi Flick adalah mungkin dilema di ujung serangan, apakah tetap memasang Fullkrug atau beralih kembali kepada Thomas Muller untuk menempati ujung tombak dalam pola 4-2-3-1.
Yang pasti jika Sane dimainkan sejak menit pertama, maka Ilkay Gundogan akan bermain lebih ke dalam menjadi lebih defensif dan memaksa Leon Goretzka keluar dari barisan sebelas pemain pertama.
Baca juga: Hansi Flick tidak tertekan untuk penuhi ekpektasi Jerman di PD 2022
Statistik penting kedua tim
Sebelum bertemu dalam laga terakhir mereka di Grup E ini, Kosta Rika dan Jerman pernah bertemu sekali dalam pertandingan pembuka Piala Dunia 2006. Tuan rumah Jerman memenangkan pertandingan itu dengan 4-2.
Sejak menjuarai Piala Dunia yang keempat kalinya pada 2014, Jerman hanya memenangkan satu pertandingan dalam putaran final Piala Dunia, yakni saat melawan Swedia pada Juni 2018.
Jerman harus meraih tiga poin melawan Kosta Rika untuk tetap bersaing memperebutkan satu tempat 16 besar.
Kemenangan atas Kosta Rika ditambah dengan kemenangan Spanyol melawan Jepang akan membuat Jerman lolos. Selisih gol bisa menjadi penentu kelolosan ke 16 besar.
Gol Keysher Fuller pada menit ke-81 melawan Jepang adalah tembakan tepat sasaran pertama Kosta Rika sepanjang turnamen Qatar ini.
Kosta Rika bisa mencapai 16 besar dengan mengalahkan Jerman. Hasil imbang juga akan membawa mereka ke babak berikutnya jika Spanyol mengalahkan Jepang, tetapi jika pemuncak grup saat ini kalah maka selisih gol akan menentukan kelolosan mereka.
Baca juga: Southgate nilai Jerman masih menjadi panutan
Baca juga: Qatar tuding Jerman standar ganda dalam kritik tuan rumah Piala Dunia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022