Tokyo (ANTARA) - Dolar jatuh ke level terendah tiga bulan terhadap yen di awal perdagangan Asia pada Kamis pagi, karena para pedagang mengikuti komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell bahwa kenaikan suku bunga dapat dikurangi "segera setelah Desember."
Pasangan dolar-yen sangat sensitif terhadap perubahan imbal hasil jangka panjang AS, yang meluncur ke level terendah hampir dua bulan di 3,6 persen semalam setelah Powell mengatakan di Brookings Institution di Washington bahwa "melambat pada titik ini adalah cara yang baik untuk menyeimbangkan risiko."
Namun dia menambahkan bahwa mengendalikan inflasi "akan membutuhkan kebijakan menahan (suku bunga) pada tingkat yang restriktif untuk beberapa waktu."
Greenback diperdagangkan 0,48 persen lebih rendah pada 137,39 yen di awal sesi Asia, setelah sebelumnya merosot ke 137,27 untuk pertama kalinya sejak 26 Agustus, dengan imbal hasil surat utang negara 10 tahun berdiri di 3,62 persen di Tokyo.
"Pelaku pasar tampaknya telah menafsirkan pidato Powell sebagai lebih dovish daripada hawkish," menekan imbal hasil AS dan dolar, tulis Kim Mundy, ahli strategi di Commonwealth Bank of Australia, dalam catatan klien.
"Reaksi tersebut mendukung pendekatan 'gelas setengah penuh' pasar terhadap prospek ekonomi saat ini."
Pasar saat ini menilai peluang 91 persen bahwa Fed memperlambat kenaikan suku bunga 50 basis poin pada 14 Desember, dan hanya 9,0 persen kemungkinan kenaikan 75 basis poin lainnya.
Pada November, dolar turun 7,15 persen terhadap yen, bulan terburuk dalam 14 tahun, karena investor memposisikan diri untuk perubahan arah Fed.
Indeks dolar - yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya termasuk yen dan euro - memperpanjang penurunan lebih dari 1,0 persen pada Rabu (30/11/2022) hingga Kamis, turun ke level terendah 105,69. Indeks jatuh 5,2 persen pada November, kinerja bulanan terburuk sejak September 2010.
Euro naik 0,21 persen menjadi 1,04325 dolar, dan sterling bertambah 0,23 persen menjadi 1,2086 dolar.
Sebuah survei Eropa pada Rabu (30/11/2022) menunjukkan bahwa inflasi zona euro mereda jauh lebih dari yang diharapkan pada November, meningkatkan harapan bahwa pertumbuhan harga setinggi langit sekarang melewati puncaknya dan memperkuat, jika tidak langsung menutup kemungkinan perlambatan kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa bulan berikutnya.
Mata uang Antipodean yang sensitif terhadap risiko naik, dengan dolar Australia bertahan 0,17 persen lebih kuat pada 0,6800 dolar AS, setelah sebelumnya menyentuh 0,68145 dolar AS untuk pertama kalinya sejak 13 September. Kiwi Selandia Baru bertambah 0,32 persen menjadi 0,63175 dolar AS, tertinggi sejak 17 Agustus.
Aussie dan kiwi juga didukung oleh tanda-tanda pemerintah China akan mengalah pada kebijakan nol COVID-nya yang mencekik, menyusul pengumuman pelonggaran pembatasan di beberapa tempat termasuk Guangzhou dan Zhengzhou, lokasi pabrik iPhone Foxconn.
Baca juga: Yen menguat jelang pidato Powell, Aussie melonjak
Baca juga: Jepang sebut sedang mengawasi pergerakan valas dan siap merespons
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022