Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah buruh yang tergabung dalam Federasi SP BUMN Bersatu menyatakan tidak akan turun ke jalan dalam peringatan Hari Buruh Sedunia, 1 Mei 2006, atau dikenal sebagai "May Day". "Kita tidak turun ke jalan, tetapi tuntutan akan tetap disampaikan melalui spanduk-spanduk yang di pasang di jalan-jalan protokol," kata Ketua Federasi SP BUMN Bersatu, Arif Poyuono, di Jakarta, Senin. Menurut Arif, berdasarkan kesepakatan terakhir pada malam Minggu (29/4) seluruh anggota, termasuk SP Perkebunan yang dihadiri Sekjennya, menyatakan tidak akan turun ke jalan. Hanya saja terkait dengan Hari Buruh Sedunia ini, SP BUMN mengajukan sikap untuk tetap berproduksi dalam upaya menyelamatkan industri nasional. Saat ini organisasi itu sudah memasang sejumlah sepanduk yang isinya merupakan himbauan kepada kawan-kawan Serikat pekerja lainnya yang turun ke jalan agar tidak bersikap anarkis, sehingga menodai perjuangan demokrasi. Termasuk dalam hal ini, kata Arif, pihaknya telah memasang baliho (spanduk raksasa) yang intinya mendesak pengusaha dan pekerja agar dapat bersatu untuk melawan korupsi dan penyelundupan. Di samping terdapat isu yang digulirkan terkait dengan persaingan menghadapi globalisasi, di antaranya penyelamatan industri nasional, memberdayakan pajak sumber daya alam untuk melestarikan lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. Isu lainnya antara lain meningkatkan partisipasi ekonomi, politik untuk menyelamatkan industri nasional, termasuk melaksanakan dialog, serta melaksanakan perlindungan kepada industri nasional terkait dengan globalisasi. "Sekurangnya ada tujuh isu yang digulirkan terkait dengan upaya penyelamatan industri nasional," kata Arif. Dijelaskan juga Federasi SP BUMN terdiri dari 40 Serikat Pekerja dari sejumlah BUMN, seperti Pelindo saja ada 40.000 anggota yang ikut di dalamnya. (*)
Copyright © ANTARA 2006