Istanbul (ANTARA) - Para menteri luar negeri (Menlu) negara G7 dan Ukraina membahas upaya untuk membangun kembali infrastruktur energi Ukraina, di sela-sela pertemuan tingkat tinggi Menlu NATO di Bucharest, Romania, pada Rabu.

“Berpidato pada pertemuan para menteri luar negeri G7, negara mitra lain, dan pimpinan lembaga keuangan Eropa di Bucharest, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berbicara tentang kemungkinan cara untuk mengatasi kekurangan listrik di Ukraina,” kata pemerintah Ukraina dalam situs resminya.

Kuleba menyarankan opsi pertama adalah membeli listrik di Uni Eropa (EU), meskipun dukungan finansial tambahan akan diperlukan karena harga di pasar EU jauh lebih tinggi daripada harga domestik.

Kebutuhan untuk menyediakan peralatan energi, transformator, dan generator yang diperlukan untuk mengkompensasi infrastruktur energi yang rusak di Ukraina, juga ditekankan dalam pertemuan dengan para Menlu G7.

“Dalam hal ini, Dmytro Kuleba menyatakan terima kasih kepada AS karena telah memberi Ukraina 53 juta dolar untuk pembelian mendesak peralatan energi,” kata Ukraina.

Pernyataan itu menambahkan bahwa Rusia telah meluncurkan lebih dari 600 rudal di wilayah Ukraina dan menyerang infrastruktur penting sejak 10 Oktober 2022.

Ukraina menyebut serangan Rusia akan berlanjut.

“Sangat penting untuk menyediakan Ukraina peralatan yang diperlukan untuk memulihkan kapasitas listrik. Tetapi sama pentingnya untuk terus memberikan bantuan untuk melindungi peralatan ini dari serangan berulang, khususnya dengan memasok Ukraina dengan sistem rudal dan pertahanan udara,” ujar Kuleba.

Selama KTT NATO, Kuleba mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Romania, Italia, Polandia, dan Spanyol.

Dia juga bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi.

Sebelumnya, Kuleba mengatakan bahwa dia akan melakukan perjalanan ke Kota Lodz di Polandia untuk menghadiri pertemuan Dewan Menteri Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) pada 1-2 Desember 2022.


Sumber: Anadolu

Baca juga: Hampir 80% perusahaan Jepang di Eropa terdampak perang Ukraina
Baca juga: Ukraina minta PBB adopsi resolusi untuk mengutuk teror energi
Baca juga: Setengah sistem energi Ukraina lumpuh akibat gempuran Rusia

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2022