Madinah (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono duduk bertumpu dengan kedua lututnya. Tepat di depan Mihrab Nabi di Raudah, ia terlihat khusyuk. Beberapa menit kemudian, Presiden -- yang mengenakan baju muslim putih --itu, membungkukkan tubuhnya sambil terus berdoa. Suasana Jumat malam di dalam Masjidil Nabawi terasa hening. Malam itu pukul 23.00 waktu Madinah, menjadi malam istimewa, tidak hanya bagi Presiden Yudhoyono, Ibu Hajjah Ani Yudhoyono, kedua putranya - Agus Harimurti bersama istrinya Annisa Pohan, dan Edhie Baskoro - tapi juga bagi semua rombongan. Semuanya begitu leluasa berdoa di Raudah, Taman Syurga, tempat yang menjadi tujuan bagi seluruh umat Islam yang melaksanakan haji maupun umroh. Dua kali Presiden bersimpuh di Raudah, menghadap Mihrab Nabi. Pertama usai shalat sunnah, kemudian ketika akan meninggalkan Raudah. Keistimewaan malam itu, menjadi sempurna ketika Kerajaan Arab Saudi mempersilakan Presiden dan seluruh rombongan masuk ke dalam Makam Nabi Muhammad SAW. Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah, Presiden Indonesia dipersilakan masuk ke dalam makam Rasul. Di makam, masih dalam kawasan Raudah itu, terdapat juga makam dua sahabatnya, Abu Bakar Ash Sidiq dan Umar bin Khattab. Makam Rasulullah itu juga adalah tempat Rasulullah wafat. Tidak semua orang dapat masuk ke dalam makam Rasulullah itu. Jemaah haji maupun yang mereka yang berziarah saat umroh, biasanya hanya bisa melihat makam itu dari luar dan harus pula berdesak-desakan. Di dalam makam itu, rombongan Presiden menyampaikan shalawat dan salam kepada Rasulullah. Sekitar 20 menit rombongan Presiden di dalam makam yang disinari cahaya lampu temaram itu. Sehari sebelumnya, Presiden dan rombongan setelah melakukan tawwaf dalam rangkaian Umroh di Masjidil Haram, Mekkah, diperkenankan pula masuk ke dalam Ka`bah. Di dalam Baitullah ini, Presiden shalat di empat dinding Ka`bah seperti yang disyaratkan. Pada 1986 lalu, Presiden Soeharto diperkenankan masuk ke dalam Ka`bah. Menjadi sangat istimewa karena tidak hanya Presiden dan keluarga yang diperbolehkan masuk, tetapi juga semua rombongan di antaranya Menteri Agama Maftuh Basuni, Menteri Tenaga Kerja Erman Soeparno, Menlu Hassan Wirayuda, Sekkab Sudi Silalahi, Wakil Ketua DPD Irman Gusman, anggota DPR Didik J. Rachbini dan Arief Mudatsir, juga Ketua Presidium ICMI Marwah Daud Ibrahim, dan seluruh wartawan yang meliput kunjungan Presiden. Dihormati Diperkenankannya Presiden dan rombongan masuk ke dalam Ka`bah dan ke makam Rasulullah -- suatu yang sangat jarang terjadi dan bahkan juga terhadap pimpinan negara-negara Islam -- memperlihatkan pentingnya posisi Presiden Yudhoyono sebagai pemimpin negara Islam saat ini. Dalam berbagai kesempatan, Presiden memperlihatkan perhatiannya yang serius terhadap kemajuan umat Islam. Di Riyadh, misalnya, Presiden mendorong negara-negara Islam untuk keluar dari problem ekonomi dan menggalang persuadaraan dengan memperkuat ekonom dan penguasaan teknologi. Presiden juga memperlihatkan komitmennya yang kuat bagi kemerdekaan Palestina. Yudhoyono telah melangkah untuk meraih kembali posisi Indonesia sebagai negara, yang tidak hanya berpenduduk mayoritas umat Islam, tapi juga sebagai negara dengan pengaruh besar di dunia Islam dan internasional. Presiden Yudhoyono berdoa di dalam Ka`bah, bersimpuh di Raudah, dan diperkenankan masuk ke dalam Makam Rasulullah. Yudhoyono dan seluruh rombongn berdoa untuk Indonesia, kejayaan bangsa ini. Atas ridhlo Allah SWT, jalan masa depan dan kemuliaan terbentang luas. (*)
Oleh Oleh Asro Kamal Rokan
Copyright © ANTARA 2006